YAMAN – Bentrokan baru dilaporkan terjadi antara pejuang Houthi Yaman dan gerilyawan yang setia kepada rezim yang didukung Saudi di Hodeidah, menjelang pertemuan komite bersama yang diorganisir oleh PBB yang dimaksudkan untuk memantau gencatan senjata di kota pelabuhan Laut Merah yang strategis.
Seorang koresponden AFP mengatakan kedua belah pihak saling tembak pada hari Rabu dan suara artileri berat dapat didengar di sebelah timur Hodeidah.
Baca: Kepala Tim Pengawas Gencatan Senjata PBB Tiba di Hodeidah
Pertempuran itu terjadi ketika Mayor Jenderal Belanda Patrick Cammaert diperkirakan akan memimpin komite bersama, termasuk perwakilan dari faksi-faksi yang bertikai di Yaman, untuk memantau gencatan senjata Hodeidah yang mulai berlaku pada 18 Desember.
Cammaert tiba di Hodeidah pada hari Minggu dari ibukota yang dikuasai Houthi, Sana’a, setelah mengadakan pembicaraan dengan para pejabat dari bekas rezim sekutu Saudi di kota Aden.
Baca: Ansarullah Gagalkan Serangan Besar-besaran Milisi Dukungan Saudi di Hodeidah
Gencatan senjata dicapai baru-baru ini di Swedia selama pembicaraan damai antara delegasi dari Houthi dan mantan pemerintah yang didukung Saudi.
Sisi yang berlawanan setuju untuk penarikan pasukan dan menyerahkan kontrol kota pelabuhan kepada PBB, titik masuk untuk sebagian besar barang-barang komersial Yaman dan bantuan vital.
Tim pemantau PBB ditugaskan mengamankan fungsi Hodeidah dan mengawasi penarikan pasukan dari kota.
Pada hari Selasa saja, Houthi mencatat setidaknya 31 pelanggaran gencatan senjata di Hodeidah oleh para militan dukungan Saudi.
Baca: Bentrokan Sporadis Pecah Pasca Pemberlakuan Gencatan Senjata di Hodeidah
Hodeidah adalah jalur kehidupan bagi jutaan rakyat Yaman, telah menyaksikan beberapa pertempuran terberat dalam agresi yang dipimpin Saudi, yang dimulai pada Maret 2015.
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab melancarkan serangan ke Hodeidah pada Juni, namun menghadapi perlawanan kuat dari angkatan bersenjata Yaman – yang dipimpin oleh Houthi – serta penduduk kota. (ARN)
Sebar:
