MANAMA – Menteri Luar Negeri Bahrain, Sheikh Khalid bin Ahmed Al Khalifah, menggambarkan Suriah sebagai pemain kunci dalam politik Timur Tengah, menyatakan bahwa rezim Manama mendukung Suriah dalam melindungi kedaulatan dan integritas teritorialnya terhadap segala tindakan agresi.
Al Khalifah, dalam sebuah posting yang diterbitkan di halaman Twitter resminya pada hari Jum’at (28/12), menulis bahwa Suriah adalah negara Arab utama di kawasan.
Baca: Tentara Suriah Kibarkan Bendera Nasional di Kota Utama Aleppo
“Kami tidak memutuskan hubungan dengan Suriah meskipun situasi sulit yang dilaluinya, juga (Suriah) tidak putus dengan kami meskipun dalam kondisi yang sulit. Kami mendukung mereka dalam upaya untuk memulihkan stabilitas di seluruh kawasan, memastikan keamanan dan membawa kemakmuran bagi persaudaraan bangsa-bangsa”, kata diplomat tertinggi Bahrain itu.
Sebelumnya pada hari yang sama, Kementerian Luar Negeri Bahrain mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa pekerjaan di kedutaan Bahrain di Republik Arab Suriah masih berlangsung sementara Kedutaan Besar Republik Arab Suriah untuk Kerajaan Bahrain sedang menjalankan tugasnya dan penerbangan yang menghubungkan kedua negara sudah beroperasi tanpa gangguan”.
Baca: Analis: Pembukaan Kembali Kedubes UEA di Suriah Pengakuan Kemenangan Assad
Pernyataan itu juga menegaskan “kesungguhan Kerajaan pada kesinambungan hubungannya dengan Republik Arab Suriah dan menekankan pentingnya meningkatkan dan mengaktifkan peran Arab untuk menjaga kemerdekaan, kedaulatan dan integritas teritorial Suriah dan mencegah bahaya interfensi regional dalam urusan internal dan kemajuannya. “
Pada hari Kamis, Uni Emirat Arab secara resmi membuka kembali kedutaannya di Damaskus.
Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Emirati mengatakan pembukaan kembali kedutaannya “menegaskan kembali keinginan Uni Emirat Arab untuk memulihkan hubungan antara kedua negara sahabat ke jalan normal mereka”.
Baca: Presiden Assad: Rusia Mitra Kemenangan Suriah
Di awal konflik Suriah yang beragam, yang melibatkan permusuhan antara berbagai kekuatan domestik dan masuknya gelombang besar milisi asing, Bahrain dan UEA adalah dua diantara beberapa negara Teluk Arab yang menutup misi diplomatik mereka di Suriah.
سوريا بلد عربي رئيسي في المنطقة ، لم ننقطع عنه و لم ينقطع عنا رغم الظروف الصعبة . نقف معه في حماية سيادته و أراضيه من اي انتهاك . و نقف معه في اعادة الاستقرار الى ربوعه و تحقيق الأمن و الازدهار لشعبه الشقيق #سوريا
— خالد بن أحمد (@khalidalkhalifa) December 28, 2018
Negara itu juga diusir dari Liga Arab pada 2011, ketika Riyadh dan Doha mendukung militansi yang berusaha untuk menggulingkan pemerintahan sah di Damaskus. Pasca kemenangan Suriah melawan militansi asing berkat dukungan dari Iran, Rusia, dan Hizbullah, kini negara-negara yang memutuskan hubungan diplomatik mulai memperbaiki hubungan. (ARN)