RIYADH – Seorang kolumnis terkenal asal Arab Saudi mengunggah serangkaian twitt berapi-api yang menceritakan tentang bagaimana dirinya terpaksa harus meninggalkan kerajaan setelah mengalami penahanan sewenang-wenang dan “penyiksaan psikologis” oleh orang-orang yang terhubung dengan Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman.
Dalam utas Twitter yang menarik, Reem Sulaiman menjelaskan bagaimana ia sempat jatuh ke tangan pembantu MBS dan arsitek pembunuhan Khashoggi, Qahtani.
Baca: Aktivis Saudi Ditangkap Pasca Kritik Upaya Normalisasi Hubungan Riyadh-Tel Aviv
Reem Sulaiman, yang telah menulis opini untuk surat kabar Mekah, Al-Wiam, dan Anha, mengatakan bahwa seorang asisten Saud al-Qahtani, salah satu pembantu utama putra mahkota, menyuruhnya berhenti menulis atau menghadapi hukuman penjara dan siksaan.
Perintah itu sama dengan permintaan yang dikeluarkan oleh Qahtani kepada Jamal Khashoggi sebelum wartawan dan kontributor Middle East Eye itu dibunuh di konsulat Saudi di Istanbul tiga bulan lalu.
Baca: Ayah Aktivis Wanita Saudi Ungkap Putrinya Dilecehkan di Penjara
Dalam serangkaian posting kepada 39.000 pengikutnya di Twitter, Sulaiman mengatakan otoritas Saudi menanyainya tentang artikelnya, tweet, dan hubungannya dengan beberapa aktivis, intelektual, dan jurnalis perempuan Saudi.
Baca: Forbes: Operasi Besar-besaran Saudi Buru Aktivis Pengkritik Kerajaan
Dalam serangkaian twittnya, ia juga menuduh bahwa Qahtani telah berusaha untuk mendapatkan pengakuan palsu dari ibunya saat ia dipenjara. Sulaiman, yang sejak itu mencari suaka di Belanda, ditahan selama dua hari penuh dan diinterogasi oleh pejabat Saudi. (ARN)