GAZA – Gerakan perlawanan Islam Palestina, Hamas, mengambil alih kendali atas Perbatasan Rafah antara Jalur Gaza yang terkepung dan Mesir setelah Otoritas Palestina (PA) menarik stafnya dari pintu gerbang penting itu.
Gerakan perlawanan mengambil kendali atas penyeberangan itu dalam upaya “untuk menghindari kekosongan”, lapor AFP mengutip seorang pejabat perbatasan Hamas, yang berbicara dengan syarat anonim, pada hari Senin (07/01).
Baca: Rakyat Gaza dan Hamas Kompak Hadapi Zionis Israel
Selain itu, AFP melaporkan bahwa para pejabat Hamas terlihat di gerbang utama yang melintasi perbatasan dan di dalam kantor-kantor yang menyertainya di Jalur Gaza selatan pada hari Senin.
Perkembangan itu terjadi hanya sehari setelah otoritas urusan sipil otoritas Palestin (PA) menuduh Hamas dalam sebuah pernyataan, yang dikutip oleh kantor berita resmi Palestina WAFA, bahwa mereka telah “memanggil, menangkap dan menyakiti karyawan kami”.
Baca: Rusia Undang Pimpinan Hamas, Israel Meradang
PA, yang dipimpin oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas, menambahkan bahwa “dihambatnya (pekerjaan) dan tugas mereka” oleh Hamas akhirnya mengarahkan otoritas pada kesimpulan bahwa kehadiran staf mereka di penyeberangan Rafah “sia-sia”.
Rafah, satu-satunya titik persimpangan antara Mesir dan Gaza yang diblokade, ditutup pada hari Senin karena liburan Natal Ortodoks. Namun, tidak jelas apakah akan dibuka kembali sesuai jadwal pada hari Selasa.
Baca: Hamas Bongkar Jaringan Intelijen Israel dalam Serangan di Gaza
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Hamas Iyad al-Bozum mengatakan bahwa gerakan perlawanan akan selalu melindungi kepentingan rakyat Palestina. (ARN)
