Arrahmahnews.com, BRUSSELS – Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Federica Mogherini, mengatakan bahwa AS tidak dapat memaksakan kebijakannya pada hubungan “perdagangan sah” blok 28 negara itu dengan Iran.
“Kami Eropa tidak bisa menerima bahwa kekuatan asing, bahkan teman dan sekutu terdekat kami sekalipun, membuat keputusan atas perdagangan kami yang sah dengan negara lain,” kata Mogherini dalam wawancara dengan Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri yang diterbitkan pada hari Jumat (11/01).
Baca: Komentar Pedas Mogherini: AS Tak Bisa Seenaknya Dikte Uni Eropa
Ia menambahkan bahwa Uni Eropa bekerja dengan seluruh komunitas internasional untuk tetap menghidupkan perjanjian nuklir penting, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), meskipun AS secara sepihak mengambil langkah untuk menarik diri dari kesepakatan tersebut.
Kesepakatan nuklir Iran “sejauh ini telah dilaksanakan secara penuh, sebagaimana disertifikasi oleh Badan Energi Atom Internasional dalam 13 laporan berturut-turut,” katanya.
Presiden AS Donald Trump menarik negaranya dari perjanjian nuklir Iran yang bersejarah pada bulan Mei dan memutuskan untuk menjatuhkan kembali sanksi sepihak terhadap Teheran.
Baca: Trump Ancam Uni Eropa atas Putusan Lindungi Perdagangan Iran
Di bawah kesepakatan yang dicapai antara Iran dan enam kekuatan utama dunia, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Rusia dan China tersebut, Teheran sepakat untuk membatasi program nuklirnya dengan imbalan penghapusan sanksi terkait nuklir.
Pemerintah AS berharap agar pihak-pihak lain sepakat dengan Iran untuk membatalkan kesepakatan, tetapi sebaliknya, mereka menekankan bahwa mereka tidak hanya akan tetap berpegang pada perjanjian, tetapi mereka juga akan bekerja untuk mempertahankannya dalam menghadapi tekanan AS yang meningkat.
Baca: Uni Eropa Blokir Sanksi AS dan Lindungi Perusahaan yang Berbisnis dengan Iran
Sebuah laporan oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan pada bulan November bahwa Iran telah terus melaksanakan semua komitmennya di bawah kesepakatan nuklir 2015 bahkan ketika Amerika Serikat memberlakukan sanksi baru terhadap Teheran. (ARN)
