GAZA – Gerakan perlawanan Islam Palestina, Hamas, mengatakan tidak akan menerima tahap baru dana Qatar ke Jalur Gaza setelah rezim Israel memblokir pengirimannya atas kerusuhan di sepanjang perbatasan antara daerah kantong yang terkepung itu dan wilayah pendudukan.
Khalil Al-Hayya, seorang pejabat senior Hamas di Gaza, mengatakan pada hari Kamis (24/01) bahwa Israel telah melanggar perjanjian sebelumnya yang ditengahi oleh Qatar dan Mesir. Ia mengatakan bahwa Hamas telah menyampaikan kepada duta besar Qatar, Mohammed Al-Emadi, bahwa mereka menolak uang itu “sebagai tanggapan terhadap kebijakan pendudukan”.
“Kami menolak menerima hibah ketiga Qatar sebagai tanggapan atas perilaku pendudukan (Israel) dan upaya (Israel) untuk menghindari perjanjian,” kata wakil pemimpin Hamas di Gaza, Khalil al-Hayya, kepada wartawan, Kamis (24/01).
Baca: Hamas Gagalkan Operasi Spionase Terbaru Israel
Hayya tidak merinci syarat spesifik yang diubah, tetapi mengatakan Israel bermain politik dengan dana tersebut menjelang pemilihan legislatif, yang akan diselenggarakan pada 9 April mendatang.
Qatar telah mengirimkan 15 juta dolar perbulan ke Jalur Gaza di bawah perjanjian informal yang dicapai pada bulan November. Dana itu untuk membayar gaji karyawan Hamas dan mendukung warga Gaza yang miskin.
Bantuan yang secara luas dilihat sebagai upaya Qatar untuk meningkatkan peran regionalnya itu membutuhkan izin Israel untuk bisa sampai ke penerima, sebuah keterlibatan yang telah membuat banyak orang marah di antara para pemimpin Islamis Hamas.
Baca: Tentara Lebanon Tangkap Agen Mossad Terkait Upaya Pembunuhan Pejabat Hamas
Ekonom Gaza Mohammad Abu Jayyab sebagaimana dikutip Reuters mengatakan bahwa dia yakin Qatar telah mengatakan kepada para pemimpin Hamas bahwa Israel telah menempatkan persyaratan baru atas mekanisme pembayaran uang itu. Para pejabat Israel menolak berkomentar untuk hal ini. (ARN)
