CHRISTCHURCH – Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern dengan mengenakan jilbab, menemui keluarga korban serangan Jumat, pada hari Sabtu (16/03).
Kunjungannya itu tak lain untuk bertemu para korban penembakan, keluarga, serta berbagai komunitas muslim Christchurch. Dia memberikan simpati dan dukungan kepada para korban dan meyakinkan pada imigran.
Berdasarkan keterangan kantor perdana menteri, Ardern mengunjungi perwakilan pengungsi di Pusat Pengungsian Centerbury yang umumnya menampung para imigran dari negara Timur Tengah.
Setelah itu, Ardern bertemu dengan perwakilan warga serta masyarakat muslim Christchurch di Hagley College.
Setelahnya, berbicara kepada wartawan dalam konferensi pers keduanya pasca serangan, Ardern mengatakan kepada wartawan bahwa undang-undang senjata negara itu akan berubah setelah Brendon Terrant menyebabkan pembantaian besar-besaran di sebuah masjid Christchurch pada hari Jumat, yang menewaskan 50 jamaah Muslim.
Baca: Pelaku Penembakan Selandia Baru Miliki Lisensi Senjata Api
Tarrant diketahui memegang linsensi kepemilikan senjata Kategori A sejak 2017. Dengan lisensi itu dia membeli lima senjata api.
Selain itu, Ardern juga mengungkap, intelijen Selandia Baru dan Australia tak mendeteksi Tarrant sebagai orang berbahaya sebelumnya. Untuk itu dia memerintahkan kepada intelijen dan kepolisian untuk memperketat pengawasan, termasuk di media sosial, mengenai aktivitas kelompok ekstrimis sayap kanan. (ARN)
