Amerika

Presiden Irak: Irak Takkan Ikuti Sanksi Sepihak AS Terhadap Iran

BAGHDAD – Presiden Irak Barham Salih mengatakan bahwa negaranya tidak akan menjadi bagian dari rezim yang menuruti sanksi sepihak yang diberlakukan oleh Amerika Serikat terhadap Iran dan akan melakukan yang terbaik untuk mengurangi kerusakan yang dilakukan pada bangsa Iran sebagai akibat dari sanksi tersebut.

Salih membuat pernyataan ini saat ia berbicara pada konferensi pers di ibukota Irak, Baghdad, pada hari Minggu (10/03), ketika ditanya tentang dampak sanksi terhadap hubungan Teheran-Baghdad.

“Saya beri tahu kalian, bahwa Irak tidak akan menjadi bagian dari rezim sanksi sepihak AS terhadap Iran. Tidak ada keraguan bahwa kita akan terpengaruh oleh sanksi-sanksi ini, tetapi sudah pasti bahwa kita tidak akan menjadi bagian dari mereka,” katanya.

Baca: Iran Punya Rencana Baru Lawan Sanksi AS

“Irak menegaskan bahwa kepentingan negara kita yang ramah dan bertetangga harus dipenuhi. Kita akan melakukan yang terbaik untuk mengurangi ketegangan dalam hal ini dan mengurangi kerusakan yang akan terjadi pada bangsa Iran. “

Presiden AS Donald Trump menarik Washington pada Mei 2018 dari perjanjian nuklir penting, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), yang telah dicapai antara Iran dan kelompok negara-negara P5 + 1 pada tahun 2015, dan memutuskan untuk memberlakukan kembali sanksi sepihak terhadap Teheran.

Di bawah kesepakatan itu, Iran berjanji untuk membatasi program nuklirnya dengan imbalan penghapusan sanksi terkait nuklir.

Lebih lanjut Salih menekankan bahwa negaranya ingin menjadi tempat untuk mencapai kesepakatan regional dan tidak boleh digunakan untuk melakukan tindakan bermusuhan terhadap negara-negara tetangganya, dengan mengatakan ini telah ditetapkan oleh konstitusi Irak.

Baca: WSJ: Ditengah Sanksi AS, China Tawari Iran Kesepakatan 3 Miliar Dolar

Hubungan Irak dengan negara-negara tetangganya dapat membantu meredakan ketegangan di kawasan, kata Salih.

Presiden Irak itu mengatakan bahwa selama ini Iran telah mendukung Irak dalam perangnya melawan kelompok teroris Daesh Takfiri, menambahkan bahwa negaranya tidak dapat mengatakan apa-apa selain mengucapkan terima kasih kepada Teheran atas upayanya dalam hal ini.

Menyoal kunjungan “sangat penting” Presiden Iran Hassan Rouhani ke Baghdad, presiden Irak itu mengatakan bahwa perjalanan tersebut terutama bertujuan untuk memperdalam hubungan antara kedua negara.

Ia menyatakan harapan bahwa kunjungan tersebut akan menjadi langkah penting menuju penguatan kerja sama bilateral, khususnya di sektor ekonomi, keamanan dan politik, dan membantu pendekatan Irak terhadap masalah-masalah regional.

Pada November 2018, Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Sayyid Ali Khamenei mengecam campur tangan asing di Irak, dengan mengatakan negara Arab tersebut harus berdiri teguh melawan musuh-musuhnya. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca