Afghanistan

Putra Mahkota UEA Minta AS Lancarkan Operasi Rahasia Bunuh Para Petinggi Thaliban

ABU DHABI – Mohammed bin Zayed, putra mahkota Abu Dhabi, mengusulkan kepada Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo untuk membuat program rahasia guna membunuh para pemimpin Taliban. Sebuah laporan mengungkap hal ini.

Middle East Eye yang berbasis di London melaporkan pada Hari Kamis bahwa Bin Zayed mengajukan permintaan itu pada 12 Januari saat pertemuan dengan Pompeo di ibukota UEA di tengah ketidaksepakatan antara dua perundingan damai Taliban dan AS.

Portal online tersebut dengan mengutip sumber yang memiliki pengetahuan terperinci mengenai pertemuan itu melaporkan bahwa Bin Zayed memperingatkan Pompeo jika penarikan pasukan AS dari Afghanistan berisiko menimbulkan regresi kembali ke tahun 2001, sebelum invasi AS.

Baca: Houthi Tangkap Komandan Blackwater Bayaran UEA

Washington berharap kesepakatan yang dinegosiasikan dengan Taliban dapat memungkinkannya untuk mulai menarik beberapa dari 14.000 tentaranya yang masih berada di negara yang dilanda perang itu sebelum akhir tahun.

Bin Zayed mengatakan penarikan itu berisiko membiarkan Afghanistan jatuh ke tangan “orang-orang jahat yang dulu” dan mengusulkan untuk mempekerjakan tentara bayaran untuk membunuh para pemimpin Taliban guna melemahkan posisi negosiasi kelompok itu.

“Pangeran Mahkota itu menekankan bahwa mengorganisir dan mendanai operasi “gaya Blackwater” untuk “melakukan kampanye pembunuhan terhadap kepemimpinan lini pertama Taliban” dapat memberi AS keunggulan dalam negoisasi,” kata sumber itu.

Baca: 400 Tentara Blackwater Berperang Untuk Arab Saudi di Yaman

Blackwater didirikan oleh Erik Prince yang disewa oleh CIA pada tahun 2004 untuk menjalankan operasi rahasia di berbagai belahan dunia.

Pada 2011, New York Times melaporkan bahwa 800 batalyon pasukan asing itu dibawa ke UEA.

Pada 2015, ketika Arab Saudi melancarkan agresi terhadap Yaman, pemerintah UEA memutuskan untuk mengirim ratusan tentara bayarannya untuk berperang demi Arab Saudi terhadap negara Arab yang miskin itu.

Mereka juga memiliki misi untuk menjalankan program pembunuhan terhadap para pemimpin Kongregasi Yaman untuk Reformasi yang sering disebut al-Islah, demi memajukan kebijakannya di Yaman.

Pada Oktober tahun lalu, Abraham Golan, seorang kontraktor keamanan Hungaria-Israel, mengungkapkan rincian tentang program pembunuhan ini.

Baca: Tentara Bayaran Blackwater Tewas di Yaman

UEA dilaporkan telah menyewa mantan pasukan khusus ini untuk menjalankan misi mereka. “Aku yang menjalankannya. Kami berhasil. Itu disetujui oleh UEA dalam koalisi, ”kata Golan.

Al-Islah mengatakan pada bulan Agustus tahun lalu bahwa sembilan pemimpinnya telah dibunuh sejak tahun 2015. Mereka adalah di antara sedikitnya 27 ulama yang terbunuh, seringkali dalam penembakan dengan kendaraan, di kota selatan Aden dan daerah sekitarnya oleh orang-orang bersenjata tak dikenal di wilayah itu dalam periode yang sama.

Pemerintah UEA secara terbuka mendukung pembicaraan damai AS dengan Taliban. Mereka menjadi tuan rumah “konferensi rekonsiliasi” dua hari pada bulan Desember, dimana para pejabat Saudi dan Pakistan juga hadir. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca