DOHA – Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman Al-Thani, menegaskan kembali dukungan negaranya atas inisiatif Kuwait untuk menyelesaikan krisis Teluk, menekankan bahwa negaranya tidak dapat mengendalikan krisis ini karena bukan yang menciptakannya.
Al-Thani juga menekankan bahwa orang-orang Saudi dipersilakan menonton Piala Dunia 2022 yang akan diadakan di Qatar maupun pada waktu lain, menunjukkan bahwa negaranya tidak memberlakukan pencegahan kunjungan warga negara dari negara-negara Teluk, tidak seperti negara-negara yang telah memberlakukan embargo.
Baca: Doha: Saudi Cegah Warga Qatar Pergi Haji
Selama konferensi pers dengan mitranya dari Jerman, Heiko Maas, Al-Thani mengatakan bahwa ia “berharap [kebijaksanaan] ini akan berlaku sehingga krisis Teluk akan berakhir”.
Ia menekankan bahwa “Qatar terbuka untuk dialog tanpa syarat, yang harus mematuhi hukum internasional dan menjaga kedaulatan setiap negara tanpa, mengorbankan martabat negara lain sebagai imbalannya”.
“Rakyat kami adalah orang-orang yang membayar harganya dan menjadi tercerai berai dan terpisah. Kami masih menantikan dewan kerja sama yang kuat dan kami masih mencari hubungan yang akan dipulihkan.”
Baca: Uni Afrika Tegaskan Krisis Qatar Harus Diselesaikan Melalui Upaya Diplomatik
Pada Juni 2017, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan dengan Qatar, mengklaim bahwa mereka mendukung terorisme. Namun, Qatar membantah klaim ini dan menganggap langkah itu sebagai upaya untuk mengendalikan kedaulatannya. (ARN)
