arrahmahnews

Opini: NKRI Hancur karena Ulah Ulama Gadungan dan Intelektual Demagog

Arrahmahnews.com, YOGYAKARTA – Seorang pegiat medsos Muhammad Anis dalam akun facebooknya menjelaskan bagaimana ulah para ‘ulama gadungan dan intelektual demagog’ yang menghasut rakyat untuk mendestabilisasi negaranya.

Demi kepentingan kekuasaan, para ulama gadungan dan intelektual demagog telah menghasut masyarakat untuk mendestabilisasi negaranya sendiri. Ini jelas berbahaya, meresahkan, dan perekonomian pun terganggu

Menurut Anis bahwa Pemilu 2019 tampaknya merupakan pesta demokrasi yang paling melelahkan dalam sejarah pemilu di Indonesia. Bahkan mungkin paling mencekam. Era “post-truth” seolah terlegitimasi dan memperoleh momennya di sini. Produksi hoax dan fitnah sedemikian masif mengacak-acak ruang kesadaran dan akal sehat masyarakat, sehingga sebagian orang tak mampu lagi membedakan mana realitas asli dan mana realitas semu (fiksi).

Baca: Ketum Organisasi Habib Se-Indonesia: Hasil Pemilu Penting, tapi Persatuan Lebih Penting

Sayangnya, fenomena destruktif semacam ini diperparah atau bahkan dimotori pula oleh sebagian “ulama” yang mempolitisasi agama. Kesakralan agama dan Nama Tuhan tak ubahnya barang dagangan politik kotor semata. Teriakan takbir dan kalimat tauhid sudah sedemikian parah dibajak untuk kepentingan politik pragmatis. Akibatnya, kedua kalimat itu alih-alih menyejukkan, mendengar dan melihatnya saja sudah terkesan mengerikan.

Hasil quick-count beberapa lembaga survei kredibel telah menyatakan bahwa Jokowi memenangkan pilpres. Namun demikian, keputusan final dan pasti berada di tangan pengumuman resmi KPU nanti. Bila diandaikan nantinya Jokowi menjabat sebagai presiden kembali, maka menurut saya pada periode kedua ini Jokowi mesti memperkuat superstruktur, dalam hal ini adalah negara.

Baca: Politisasi Agama, Cara HTI dan Khawarij Hancurkan Negara

Pada periode pertama kemarin, Jokowi relatif berhasil memperkuat infrastruktur. Ini tetap mesti dipertahankan. Namun, di periode sekarang penguatan negara harus lebih ditekankan. Karena, tidak bisa dipungkiri bahwa negara ini cukup serius terancam stabilisasinya, akibat ulah sebagian warganya sendiri. Demi kepentingan kekuasaan, para ulama gadungan dan intelektual demagog telah menghasut masyarakat untuk mendestabilisasi negaranya sendiri. Ini jelas berbahaya, meresahkan, dan perekonomian pun terganggu.

Kerena itu, pada periode kedua ini, Jokowi mesti lebih tegas kepada kalangan garis keras dan penghasut masyarakat. Jangan takut dibilang tidak demokratis, karena mereka itu sejatinya anti-demokrasi namun berlindung di balik topeng demokrasi. Mereka sejatinya menistakan agama namun berdalih dengan mengatasnamakan agama. Mereka tidak peduli negara ini bakal hancur atau bahkan lenyap dari muka bumi. Karena, yang mereka perjuangkan hanyalah kekuasaan semata. Oleh sebab itu, semua cara menjadi halal bagi mereka.

Baca: Yusuf Muhammad: Ada Setan Gundul yang Ingin Suriahkan Indonesia

Sekali lagi, pada periode kedua ini, Jokowi harus lebih menekankan pada penguatan negara. Sehingga, terjadi keseimbangan antara kekuatan infrastruktur dan superstruktur. (ARN)

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: