arrahmahnews

Rudi S. Kamri: Permadi Paranormal ‘Pelawak Politik’

Arrahmahnews.com, JAKARTA – Pegiat medsos Rudi S Kamri dalam akun facebooknya menjelaskan bagaimana Permadi sang pelawak politik.

Bagi saya kehadiran kelompok trio pelawak tua seperti Amien Rais, Kivlan Zein dan Permadi sudah sampai tahap sangat menganggu rasa kenyamanan dan ketenangan masyarakat. Ujaran provokatif mereka yang semakin hari semakin menjijikan seperti sampah yang berserakan mengotori jalan masa depan bangsa ini. Mereka sama sekali bukan tokoh panutan. Tapi selalu diberikan panggung dan dibiarkan

“Presiden tahun 2014 adalah keturunan Majapahit”, kata Permadi berapi-api waktu itu. Kenyataannya? Preeeettt!!! Ternyata hanya seorang tukang kayu dari kampung di Solo yang ditugaskan Tuhan untuk menjadi Presiden Indonesia. Ini hanyalah contoh satu diantara sejuta ramalan Permadi yang meleset.

Berapa kali ramalan paranormal kelahiran Semarang 14 Mei 1940 ini meleset? Nyaris 100% tidak ada yang benar. Kebenciannya terhadap Presiden Jokowi sudah terpupuk bertahun-tahun. Karena bagi paranormal kejawen yang suka pakai kostum hitam ini, Jokowi adalah anti tesis dari angan-angan halusinasi dunia khayalnya. Politikus Partai Gerindra ini mencoba mengelabui rakyat dengan ramalan mistis padahal semua orang tahu ada agenda politik yang dicoba ditutupi.

Baca: Nasehat Cerdas Rudi S. Kamri ke Prabowo ‘Jangan Mau Dijebak Amien Rais dan Elite 212’

Permadi adalah contoh nyata dari pelawak politik yang diberikan panggung oleh rakyat dan digaji negara. Sejak dia menjadi politisi PDIP lalu tersingkir kemudian merapat ke Partai Gerindra, tidak satupun saya melihat karya nyata dari kakek tua ini untuk bangsa dan negara. Yang sering saya lihat hanya sensasi komikal yang dikemas dengan kembang setaman dan asap kemenyan.

Berkali-kali dia mengeluarkan ujaran kebencian terhadap Jokowi. Dan yang terakhir ajakan revolusi alay yang tersebar di medsos akhir- akhir ini. Tetap saja dia tak tersentuh. Mengapa dia selalu lolos, Pak Polisi? Apakah ujaran kebencian dan ajakan revolusi yang notabene ajakan makar harus menunggu aduan dari masyarakat? Bukankah ajakan untuk mendongkel Pemerintah yang sah itu bukan delik aduan? Disini saya merasa heran dan tidak mengerti dengan kebijakan POLRI.

Baca: Rudi S. Kamri: Amien Rais, Provokator Sejati Perusak Kerukunan Negeri

Mengapa harus menunggu kerusakan mental di masyarakat dulu baru bertindak? Karena kita tahu, tersebarnya video orang sakit jiwa itu bisa menimbulkan ketakutan di masyarakat, bisa juga membakar dan memprovokasi semangat kaum pekok untuk ikut bergerak. Disini saya merasa sedih. Mungkinkah POLRI takut dituduh melakukan kriminalisasi pendukung Prabowo atau takut dituding kriminalisasi paranormal? Saya tidak tahu. Mudah-mudahan ada juru bicara POLRI yang lebih cerdas untuk memberikan pencerahan kepada kaum waras di Republik ini.

Bagi saya kehadiran kelompok trio pelawak tua seperti Amien Rais, Kivlan Zein dan Permadi sudah sampai tahap sangat menganggu rasa kenyamanan dan ketenangan masyarakat. Ujaran provokatif mereka yang semakin hari semakin menjijikan seperti sampah yang berserakan mengotori jalan masa depan bangsa ini. Mereka sama sekali bukan tokoh panutan. Tapi selalu diberikan panggung dan dibiarkan.

Baca: Rudi S. Kamri: Manuver Plin Plan Ala Elit PAN

Provokasi ‘people power’ dari Amien Rais, Eggy Sudjana dan Kivlan Zein serta ajakan revolusi dari Permadi sudah pasti ada benang merah yang kuat dengan suara ketidakpuasan dari Prabowo dalam menghadapi kekalahan yang kembali berulang. Kalau dari BPN Prabowo-Sandi mengatakan tidak tahu menahu dengan ulah trio pelawak politik ini, itu artinya mereka telah melecehkan akal sehat kita.

Kita generasi muda Indonesia harus menekan sekaligus membackup aparat keamanan negara untuk segera bertindak meredam ulah norak mereka agar tidak menjadi pengganggu dalam kemajuan Indonesia. Jangan sampai kebebasan berekspresi dalam demokrasi ini mereka salah gunakan dengan bebas mencaci maki. Ada etika dan adab yang harus kita ajarkan kepada kaum tua.

Terkadang siklus kehidupan itu terjadi, banyak orang tua berubah jadi bayi dan sering mainan kembang untuk berhalusinasi… Contohnya Permadi. (ARN)

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: