Amerika

Washington Putus Aliran Air ke Kedubes Venezuela untuk Paksa Aktivis Keluar

Arrahmahnews.com, WASHINGTON – Dalam langkah terbaru untuk menekan suara yang mendukung Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan pemerintahnya yang sah, pemerintah AS telah mematikan pasokan air kepada sekelompok aktivis anti-kudeta yang berkumpul di Kedutaan Besar Venezuela di Washington, untuk memaksa mereka keluar dari misi diplomatic tersebut.

Anggota kelompok aktivis Perlindungan Kolektif Kedutaan mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka dibiarkan tanpa utilitas setelah pasokan air dimatikan.

“Sekarang pemerintah AS telah mematikan air di Kedutaan Besar Venezuela untuk menekan kami. Tidak ada lampu, tidak ada air, sedikit makanan. Ini adalah bagaimana sang Saudara Tua (AS) mencoba untuk menghancurkan negara-negara lain juga. Kami tetap teguh,” ujar Medea Benjamin dari Code Pink dalam postingan di akun Twitternya.

Benjamin juga mengatakan bahwa perjuangan Perlindungan Kolektif Kedutaan Besar akan mengukir sejarah, menekankan bahwa para aktivis berusaha menghentikan “kudeta, invasi AS, dan perang saudara.”

Baca: Aktivis Lindungi Kedubes Venezuela di Washington dari Pengambilalihan Guaido

Sebelumnya Pemerintah AS juga memutus aliran listrik di kedutaan pada hari Kamis.

Para aktivis, termotivasi oleh keinginan mereka untuk mencegah perwakilan pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido dari mengambil alih misi, telah tinggal di dalam kedutaan dengan izin dari kementerian luar negeri Venezuela sejak akhir April.

Bentrokan antara aktivis dari Perlindungan Kolektif Kedutaan yang menduduki kedutaan dan mereka yang pro-Guaido yang berkemah di luar gedung meningkat minggu lalu, mengakibatkan sembilan penangkapan.

Baca: Rusia Minta AS Hentikan Provokasi Ketegangan di Venezuela

Venezuela telah terguncang oleh kerusuhan politik dalam beberapa bulan terakhir. Pada Januari, ketegangan memburuk setelah Guaido, presiden Majelis Nasional yang sudah dibubarkan, tiba-tiba menyatakan dirinya sebagai “presiden sementara” Venezuela, menantang hasil pemilihan presiden tahun lalu, di mana Maduro muncul sebagai pemenang.

Sejak itu, AS telah meningkatkan ketegangan terhadap Venezuela yang kaya minyak, dan tidak mengesampingkan opsi militer untuk mengambil alih pemerintahan Maduro. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca