Arrahmahnews.com, AMMAN – Raja Yordania Abdullah II menyerukan pembentukan negara Palestina merdeka di sepanjang perbatasan 1967 dengan Yerusalem Timur al-Quds sebagai ibukotanya, dimana hal ini tampaknya bertentangan dengan proposal Washington yang akan datang mengenai konflik Israel-Palestina.
Raja membuat pernyataan ini dalam pertemuan dengan delegasi AS yang dipimpin oleh menantu Presiden AS Donald Trump dan penasihat senior Jared Kushner, bersama dengan Utusan Timur Tengah, Jason Greenblatt, di Amman, Rabu (29/05).
Baca: Bob Woodward: Kushner Diam-Diam Otak aliansi Saudi-Israel
Raja Abdullah II, yang bertindak sebagai pemelihara tempat-tempat suci Islam di Yerusalem al-Quds, menyatakan komitmennya terhadap apa yang disebut solusi dua negara itu.
Raja Yordania juga “menekankan kebutuhan untuk meningkatkan semua upaya untuk mencapai perdamaian yang komprehensif dan abadi berdasarkan solusi dua negara, menjamin pembentukan negara Palestina merdeka pada jalur 4 Juni 1967, dengan Yerusalem Timur [al- Quds] sebagai ibukotanya … sesuai dengan hukum internasional dan resolusi PBB yang relevan,”.
Sementara itu, kantor berita resmi Yordania, Jordan melaporkan bahwa kedua belah pihak telah bertukar pandangan tentang “perkembangan regional, terutama upaya untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel.”
Baca: Menantu Trump Kembali Kunjungi Timur Tengah Dorong Agenda Kesepakatan Abad Ini
Delegasi AS bertemu dengan para pejabat tinggi di Maroko, Yordania, dan Israel minggu ini sebelum mereka mengungkap bagian ekonomi dari apa yang disebut “kesepakatan abad ini” pada konferensi di Manama, Bahrain, pada 25-26 Juni nanti. (ARN)