Arrahmahnews.com, Jakarta – Ada sebuah kisah penuh hikmah dan keteladanan serta mengharukan tentang bagaimana sikap keteladanan yang ditunjukkan oleh keluarga baginda Rasulullah SAW, yaitu Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra. Kisah ini bisa menjadi pelajaran penting bagi kita semua, terlebih lagi bagi umat Islam saat akan merayakan Hari Raya Idul Fitri.
Keteladanan Ali bin Abi Thalib r.a. ini disaksikan dua sahabat karibnya; Ibnu Rafi’i dan Abu Al Aswad Ad Du’ali. Keduanya pernah ikut perang Jamal bersama beliau dan termasuk pembesar kelompok pendukung Sayyidina Ali ra. sampai akhir hayatnya.
Baca:
Kisah ini juga termaktub pada dua Kitab Sirah Ashabunnabi, karya Syekh Mahmud al-Misri dan Syiar A’lam An-Nubala’, karya Imam Adz-Dzahabi. Dikisahkan, usai salat Ashar, setelah seharian beliau merasa sedih, karena bulan Ramadhan akan segera berakhir, Sayyidina Ali ra. kemudian pulang dari masjid.
Sesampainya di rumah, ia disambut sang istri tercinta Sayyidah Fathimah Az-Zahra ra. dengan pertanyaan penuh perhatian, “Kenapa engkau terlihat pucat, kekasihku”, demikianlah sapa Sayyidah Fatimah. “Tak ada tanda-tanda keceriaan sedikitpun di wajahmu, padahal sebentar lagi kita akan menyambut hari kemenangan?”.
Baca:
Ali hanya terdiam lesu, tak berapa lama kemudian ia minta pertimbangan sang istri untuk mensedekahkan semua simpanan pangannya kepada fakir miskin. “Hampir sebulan kita mendapat pendidikan dari Ramadhan, bahwa lapar dan haus itu teramat pedih. Segala puji bagi Allah, yang sering memberi hari-hari kita dengan perut sering terisi”.
Sore itu juga, beberapa jam sebelum takbir berkumandang, Sayyidina Ali ibn Abi Thalib ra. terlihat sibuk mendorong pedatinya, yang terdiri dari tiga karung gandum dan dua karung kurma hasil dari panen kebunnya. Ia berkeliling dari pojok kota dan perkempungan untuk membagi-bagikan gandum dan kurma itu kepada fakir miskin dan yatim/piatu. (ARN)
