Amerika

Pimpinan Houthi: Konferensi Bahrain adalah Pengkhianatan Tingkat Tinggi terhadap Palestina

Arrahmahnews.com, SANA’A – Pemimpin gerakan Yaman Houthi Ansarullah menggambarkan bahwa konferensi pimpinan AS baru-baru ini di Bahrain yang ditujukan untuk mendukung Kesepakatan Abad Ini Trump antara rezim Israel dan Palestina, sebagai peristiwa berbahaya.

Berbicara kepada para pendukungnya melalui siaran pidato televisi yang disiarkan langsung dari ibukota Yaman Sana’a pada Kamis malam (27/06), Abdul-Malik al-Houthi mengatakan pertemuan ekonomi dua hari itu adalah tindakan pengkhianatan tingkat tinggi terhadap perjuangan Palestina, menekankan bahwa negara Yaman dengan sungguh-sungguh mendukung Palestina dan perjuangan untuk kebebasan dan kedaulatan negara mereka.

Pertemuan dengan tema “Perdamaian untuk Kesejahteraan” itu dibuka di ibukota Bahrain, Manama, pada 25 Juni dan berlangsung hingga 26 Juni.

Baca: Diwawancara Media Israel, Menlu Bahrain Blak-blakan Ingin Normalisasi Hubungan

Para Pemimpin Palestina memboikot pertemuan itu, membuat para kritikus mempertanyakan kredibilitas acara tersebut.

Houthi kemudian meminta rakyat Yaman dari semua lapisan masyarakat untuk menjaga persatuan, mengecam mereka yang melayani kepentingan pemerintah AS dan rezim Tel Aviv dengan mengorbankan dan menginjak-injak hak-hak orang tak bersalah.

Ia juga memperingatkan rakyat Yaman terhadap rencana musuh untuk merebut kendali atas negara Arab itu, mendesak mereka untuk mencegah musuh berhasil menerapkan skema mereka.

Baca: Hamas: KTT Bahrain Diselenggarakan untuk Normalisasi Arab-Israel

“Musuh mencoba untuk membuka celah di antara orang-orang Yaman. Mereka berusaha menutupi pengkhianatan mereka terhadap bangsa ini. Musuh memanfaatkan semua cara yang tersedia untuk melayani kepentingan rezim Israel. Bangsa Yaman adalah bangsa yang gigih memperjuangkan kebebasan. Mereka harus melakukan perlawanan keras terhadap musuh,” kata kepala Ansarullah itu.

Ia menyimpulkan bahwa Amerika Serikat sedang memerah negara-negara Arab tertentu dan mengeksploitasi ketegangan di Timur Tengah untuk meningkatkan pengaruh regionalnya. (ARN)

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: