arrahmahnews

Kabur dari Pangeran Dubai, Putri Haya kini Terlibat Perebutan Hak Asuh Anak

Putri Haya Bint al-Hussein

Arrahmahnews.com, LONDON – Putri Haya Bint al-Hussein yang menghebohkan pemberitaan minggu lalu karena kabur dari suaminya, Penguasa Dubai Sheikh Mohammed bin Rashid Al-Maktoum, dan mencari suaka di Eropa, saat ini mengatakan bahwa dirinya terlibat dalam perebutan hak asuh kedua anaknya dengan sang suami.

Istri muda Perdana Menteri UEA itu, sedang mempersiapkan pertempuran hukum di Pengadilan Tinggi London melawan suaminya, Saat ini ia tinggal di sebuah rumah senilai 107 juta dolar di ibukota Inggris, yang terletak di dekat kerajaan Inggris. The Times melaporkan bahwa diduga ia diam-diam membelinya beberapa tahun lalu.

Baca: Istri Pangeran Dubai Melarikan Diri, Bawa 31 Juta Pound Sterling

Sheikh memulai perselisihan hukum dengan salah satu dari enam istrinya itu karena ia ingin mendapatkan dua anak mereka, seorang putra berusia 7 tahun dan putri berusia 11 tahun, yang dilaporkan dibawa oleh sang putri, seperti yang dilaporkan beberapa laporan. Sidang direncanakan akan dimulai pada 30 Juli. Seperti yang dilaporkan The Daily Mail, gugatan tersebut telah ditransfer ke Divisi Keluarga LHC dari pengadilan Dubai.

BBC, sementara itu, mengklaim bahwa wanita itu, yang lahir dalam keluarga kerajaan Yordania, dan berpendidikan di Inggris itu kini mengkhawatirkan hidupnya.

Baca: Pesta Seks Tiga Putri Saudi Dengan Pejabat Israel

Penyiaran itu mengutip sumber-sumber yang dekat dengan sang putri, yang mengatakan bahwa ia telah mengetahui “fakta-fakta baru yang mengganggu” tentang pelarian kerajaan Dubai lainnya, putri Syekh Latifa, yang berusaha melarikan diri dari tanah kelahirannya dengan bantuan seorang Prancis tetapi dicegat di sebuah kapal di Samudra Hindia dan kembali ke rumah. Puteri Latifa mengeluhkan penganiayaan di rumah dalam sebuah video yang direkam sebelumnya, tetapi pada akhir 2018 Kementerian Luar Negeri UEA merilis foto-foto pertemuannya di Dubai dengan Mary Robinson, seorang Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia, dan membantah kabar penyiksaan itu, menyebutnya sebagai “tuduhan palsu”.

Kedutaan UEA di Inggris, bagaimanapun, telah menolak untuk mengomentari tuduhan ini, mencatat ini adalah masalah pribadi. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca