Arab Saudi

Dikunjungi Delegasi Ansharullah, Ayatullah Khamenei: Yaman akan Muncul Sebagai Pemenang

Arrahmahnews.com, IRAN – Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Sayyid Ali Khamenei memperingatkan bahwa rezim Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA), yang telah memimpin kampanye militer melawan Yaman berupaya memecah belah negara Arab itu, menyerukan perlawanan yang kuat dalam menentang rencana tersebut.

Ayatollah Khamenei menyampaikan komentar ini dalam pertemuan di Teheran pada hari Selasa (13/08) dengan delegasi kunjungan dari gerakan Houthi Ansarullah Yaman, yang dipimpin oleh juru bicaranya Mohammed Abdul-Salam.

Pemimpin Iran itu mengatakan bahwa Saudi, Emirat dan pendukung mereka, yang telah melakukan kejahatan besar di Yaman, berupaya “menghancurkan Yaman, plot yang harus dilawan secara tegas. Ia juga menambahkan, bahwa bagaimanapun, skema ini pasti akan gagal.

Baca: VIDEO: Kamajuan Besar Pasukan Houthi di Yaman Utara

Ayatollah Khamenei lebih lanjut menekankan perlunya melindungi “persatuan” negara yang dilanda perang itu dan “integritas teritorialnya,” mengatakan, “Pelestarian integritas Yaman, mengingat berbagai ideologi agama dan etnis di negara itu, memerlukan dialog Yaman-Yaman.”

Puluhan ribu orang telah tewas sejak Arab Saudi memimpin koalisi (dengan sekutu utama Uni Emirat Arab) dalam perang yang didukung AS melawan negara paling miskin di dunia Arab itu dengan tujuan memulihkan kembali bekas pemerintah Yaman yang merupakan sekutu Riyadh.

Hingga saat ini, gerakan Houthi, yang didukung oleh pasukan bersenjata Yaman, telah berhasil mempertahankan negara melawan agresi yang dipimpin Saudi.

Baca: Saudi dan UEA Bergerak Menuju Perang Proxy di Yaman

Untuk itu, Ayatullah Khamenei mengucapkan selamat kepada rakyat Yaman atas keberhasilan perlawanan mereka dalam menghadapi agresi militer, menyatakan bahwa negara yang tertindas itu tidak diragukan lagi akan muncul sebagai pemenang.

“Masa depan yang baik sedang menunggu orang-orang Yaman,” tekan Pemimpin Iran tersebut. “Dengan rahmat ilahi, mereka akan membentuk pemerintahan yang kuat dan mencapai kemajuan dalam kerangka pemerintahan itu.”

Gerakan Houthi Ansarullah telah menjalankan urusan negara Yaman sejak 2014, ketika presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi mengundurkan diri di tengah konflik politik dengan Houthi dan kemudian melarikan diri ke ibukota Saudi.

Baca: Yaman: Komandan Pasukan Dukungan UEA Membelot Dukung Houthi

Pemimpin itu lebih lanjut mengkritik ketidakpedulian Barat terhadap kejahatan yang dilakukan di Yaman, dengan mengatakan bahwa perkembangan yang terjadi di negara Arab itu telah mengungkap sifat sebenarnya dari mereka yang mengaku sebagai pendukung hak asasi manusia di AS dan Barat.

“Negarawan Amerika dan Barat melakukan ekses terburuk di bawah kedok kemanusiaan, sipil, dan moral, dan tanpa henti mengklaim penghormatan terhadap hak asasi manusia,” kata Ayatollah Khamenei.

“Negara-negara kriminal ini harus dilawan dengan pengabdian, perlawanan, dan dengan bergantung pada [iman dalam] kemenangan Ilahi. Ini adalah satu-satunya cara [untuk menghadapi mereka]” tambah sang Pemimpin.

Ayatollah Khamenei mengutip contoh perlawanan Republik Islam terhadap tekanan asing sejak Revolusi Islam 1979, terutama selama perang yang didukung oleh rejim Irak yang didukung Barat terhadap Iran pada 1980-an.

Meskipun ada 40 tahun sanksi, negara Iran telah membuat prestasi penting di bidang pertahanan, kata Pemimpin.

Ayatollah Khamenei lebih lanjut menyampaikan belasungkawa atas pembunuhan Ibrahim Badreddin al-Houthi baru-baru ini, saudara lelaki pemimpin Ansarullah, Abdul-Malik al-Houthi, yang dilaporkan terkait dengan rezim Saudi. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca