Arrahmahnews.com, Yaman – Seorang pejabat Palang Merah memperkirakan bahwa serangan udara Saudi menewaskan sedikitnya 100 orang di sebuah penjara Yaman. Para petugas medis telah dikirim ke lokasi serangan paling mematikan di Yaman sepanjang tahun ini.
Serangan udara menghantam sebuah penjara yang terletak di sebuah gedung di Kota Dhamar pada hari Minggu. Fasilitas itu menampung sekitar 170 tahanan.
Baca: Saudi Bombardir Penjara di Yaman, 60 Tahanan Tewas 100 Luka-luka
“Kami memperkirakan lebih dari 100 orang tewas,” kata kepala Palang Merah Internasional di Yaman, Franz Rauchenstein, kepada AFP. Rauchenstein mengatakan bahwa tim penyelamat sedang menyisir puing-puing untuk mencari korban selamat, tetapi peluangnya “sangat rendah.”
Sebelumnya, Palang Merah mengirim tim medis ke lokasi serangan, membawa pasokan medis untuk merawat 100 orang dan 200 kantong mayat, di tengah laporan bahwa “lusinan” tahanan di penjara dikhawatirkan mati.
“Hari ini adalah sebuah tragedi. Korban perang yang tidak dapat dihindarkan. Harus dihentikan,” kata Martin Griffiths, Utusan Khusus Sekretaris Jenderal untuk Yaman. “Saya berharap Koalisi akan meluncurkan penyelidikan atas insiden ini.”
Koalisi pimpinan-Sauid, yang telah melancarkan kampanye udara melawan Houthi selama empat tahun lebih, mengklaim pihaknya menargetkan fasilitas militer “sesuai dengan hukum humaniter internasional.”
Baca: Houthi: Serangan Saudi ke Penjara Yaman Tunjukkan Keputusasaan Koalisi Agresi
Serangan itu tampaknya akan menjadi yang paling mematikan tahun ini oleh koalisi yang dipimpin Saudi. Arab Saudi telah menghadapi kritik internasional yang sengit atas kampanye udara mereka, yang sering menarget sasaran-sasaran non-militer. Sebanyak 40 warga sipil tewas dalam serangan di kota pelabuhan Aden pada bulan lalu, sementara satu tahun sebelumnya, pesawat Saudi membom sebuah bus sekolah, menewaskan sedikitnya 40 anak-anak, semuanya berusia di bawah 15 tahun.
Baca: Analis: Keretakan Saudi-UEA Hal Positif Bagi Yaman
Lebih jauh ke belakang, serangan Saudi menargetkan penjara Houthi sebelumnya, di pelabuhan Hodeida pada 2016. Setidaknya 58 orang tewas dalam serangan udara itu, banyak dari mereka tahanan menunggu persidangan. Koalisi mengatakan pada saat itu bahwa penjara digunakan oleh Houthi sebagai pusat komando.
Pemogokan pada hari Minggu terjadi ketika Menteri Luar Negeri Swedia Margot Wallstrom berada di Yordania dalam sebuah misi untuk menghidupkan kembali pembicaraan damai. Swedia telah berperan sebagai mediator dalam konflik tersebut sejak kesepakatan damai yang diperantarai PBB yang ditandatangani di Stockholm, pada Desember tahun lalu. (ARN)
