Amerika

Pemecatan John Bolton Tuai Beragam Komentar

Pemecatan John Bolton

Arrahmahnews.com, Washington – Pemecatan Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton, oleh Presiden AS Donald Trump telah mengirim gelombang kejutan di media sosial dan menuai reaksi beragam di dunia politik Amerika Serikat.

Trump mengumumkan pemecatan Bolton itu dalam sebuah cuitan twitter pada hari Selasa (10/09), mengatakan bahwa ia “sangat tidak setuju dengan banyak sarannya,” dimana mungkin berarti ini meliputi advokasi politisi penghasut itu untuk perubahan rezim di Suriah, Venezuela, Korea Utara dan Iran.

Baca: Penasehat Keamanan Trump ‘John Bolton’ Dipecat

Sementara itu Bolton bersikeras bahwa ia telah berusaha untuk mengundurkan diri sebelum pengumuman Trump.

Berita itu dengan cepat memicu serangkaian reaksi dari para pejabat AS, dengan beberapa komentator bersukacita atas kepergian sang elang perang sementara yang lain meratapi hal itu.

Sekretaris Negara Mike Pompeo mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa, “presiden berhak atas staf yang dia inginkan”. Namun, ia menolak untuk menjawab ketika ditanya apakah kepergian Bolton disebabkan oleh ketidaksepakatan antara dia dan Trump mengenai rencana pembicaraan damai Taliban.

Baca: Zarif: John Bolton dan Netanyahu Rayu Trump Bunuh Kesepakatan Nuklir

Pejabat Gedung Putih lainnya, Menteri Keuangan Steven Mnuchin, menolak klaim bahwa “staf keamanan nasional” kini “berantakan” karena Bolton tiba-tiba meninggalkan pemerintahan.

“Itu pertanyaan paling konyol yang pernah saya dengar,” kata Mnuchin.

Senator Bernie Sanders, yang bersaing untuk nominasi presiden dari Partai Demokrat pada tahun 2020, menulis di Twitternya bahwa, “gejala dari masalah hilang. Penyebab utama otoritarianisme tetap ada.”

Baca: John Bolton: AS Ingin Inggris Keluar dari Uni Eropa

Sementara Senator AS Elizabeth Warren mencuitkan, “Orang-orang Amerika lebih baik dengan John Bolton keluar dari Gedung Putih. Dunia akan menjadi lebih baik ketika orang yang mempekerjakannya sejak awal sudah keluar juga. ”

Senator Demokrat Bob Menendez, anggota senior dari partai Demokrat di Komite Hubungan Luar Negeri, mengatakan kepada wartawan bahwa, “Ini merupakan simbol gaya Presiden Trump. Dia menginginkan orang yang pada dasarnya patuh total.

Perwakilan Demokrat AS, Eliot Engel, ketua Komite Urusan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa,”pernyataan penasihat keamanan nasional ini hanyalah pengingat terakhir jika kebijakan luar negeri pemerintahan Trump dalam kekacauan total.

“Kepemimpinan Amerika sangat dibutuhkan di seluruh dunia. Sebaliknya, proses pengambilan keputusan keamanan nasional kita berada dalam kekacauan dan Amerika kurang aman,” katanya.

Baca: Zarif: John Bolton dan Netanyahu Rayu Trump Bunuh Kesepakatan Nuklir

Senator Chris Murphy, anggota Demokrat dari Komite Hubungan Luar Negeri, mencatat dalam sebuah pernyataan, “John Bolton adalah pilihan yang salah dan yang garis perak bagi ketidakstabilan ini, dimana adalah bahwa akan ada lebih sedikit orang yang membisikkan teriakan perang di telinga presiden.

Trump terkadang bercanda tentang citra Bolton sebagai penghasut perang, dilaporkan ia mengatakan dalam satu pertemuan Oval Office bahwa “John belum pernah melihat perang yang tidak disukainya.”

Bolton telah mengadopsi pendekatan agresif terhadap Iran sejak pengangkatannya ke jabatan puncak oleh Trump. Para pengamat independen menuduhnya bersekongkol dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk memprovokasi konflik militer antara Iran dan Amerika Serikat.

Seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan wakil penasihat keamanan nasional Charles Kupperman akan mengisi peran Bolton sebagai PLT. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca