Arrahmahnews.com, LEBANON – Anggota parlemen Hizbullah, Ibrahim Mousawi, pada hari Sabtu (14/09) mengutuk kemudahan yang dengannya mantan komandan penjara Israel, al-Khiyam, bisa memasuki Libanon tanpa penangkapan.
Amer al-Fakhoury, seorang anggota milisi proksi Israel di Lebanon, yang mengawasi penjara Khiam di Libanon selatan, sebuah penjara tempat menahan dan menyiksa ribuan warga Lebanon, tiba di Bandara Internasional Rafik Hariri pekan lalu.
Ia bisa meninggalkan bandara tanpa penangkapan, meskipun telah dijatuhi hukuman 15 tahun penjara dan ada beberapa surat perintah penangkapan terhadapnya.
Baca: Lebanon Tangkap Amer Al-Fakhoury Agen Mossad, AS Turun Tangan
“Kejahatan pengkhianatan tingkat tinggi tidak menjadi usang dari waktu ke waktu,” cuit Mousawi dalam postingan twitternya pada hari Sabtu.
“Dan kejahatan Fakhoury adalah ibu dari semua kejahatan: kolaborasi dengan ‘Israel’, pembunuhan, penyiksaan, penculikan dan pemerkosaan,” tambahnya. Anggota parlemen Hizbullah itu menyerukan pengadilan agar memastikan Fakhoury dibawa ke pengadilan “untuk melindungi Libanon, melestarikan darah para martir dan … bahkan martabat nasional.”
Fakhoury seharusnya dibawa ke Pengadilan Militer pada hari Jumat, setelah ditangkap sehari sebelumnya. Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Keamanan Umum Jumat pagi mengatakan, selama interogasi, dia mengaku telah bekerja dengan entitas Zionis.
Harian Lebanon Al-Akhbar melaporkan bahwa kedutaan besar AS di Beirut telah melakukan intervensi dalam masalah Fakhoury yang memiliki kewarganegaraan Amerika. (ARN)
