Arrahmahnews.com, AFGHANISTAN – Sebuah serangan pesawat tak berawak AS yang seharusnya menghabisi para militan teror dari kelompok teroris ISIS/Daesh di Afghanistan malah menyasar dan membunuh sedikitnya 30 pekerja pertanian yang sedang beristirahat setelah satu hari kerja.
Para pejabat dalam konfirmasinya kepada Reuters di Hari Kamis (19/09) menyatakan bahwa serangan pada hari Rabu malam (18/09) itu juga melukai 40 orang menargetkan yang mendirikan tenda-tenda di dekat ladang kacang di pegunungan Wazir Tangi di provinsi Nangarhar timur.
“Para pekerja menyalakan api unggun dan duduk bersama ketika sebuah drone menargetkan mereka,” kata sesepuh suku Malik Rahat Gul kepada Reuters melalui telepon.
Baca: Analis: AS Tak Berniat Tinggalkan Afghanistan
Pemilik ladang mengatakan setidaknya 150 pekerja sedang beristirahat ketika serangan itu terjadi. Banyak dari mereka yang masih hilang, tambahnya.
Seorang yang selamat, sementara itu, mengatakan sekitar 200 buruh tidur di lima tenda di dekat pertanian ketika serangan itu terjadi.
“Beberapa dari kami berhasil melarikan diri, beberapa terluka tetapi banyak yang terbunuh,” kata Juma Gul, seorang penduduk provinsi Kunar di timur laut.
Serangan itu dikonfirmasi oleh Kementerian Pertahanan Afghanistan serta seorang pejabat senior AS di Kabul. Namun, mereka tidak membagikan rincian korban sipil.
“Pasukan AS melakukan serangan drone terhadap teroris Daesh di Nangarhar,” kata Kolonel Sonny Leggett, juru bicara pasukan AS di Afghanistan. “Kami menyadari tuduhan kematian non-kombatan dan bekerja sama dengan pejabat setempat untuk menentukan fakta.”
Baca: Korban Pemboman di Pesta Pernikahan Afghanistan Meningkat, 63 Tewas 180 Terluka
Serangan itu membuat marah penduduk lokal di Nangarhar, yang mendesak Washington untuk meminta maaf dan membayar kompensasi kepada keluarga para korban.
Sekelompok besar pria setempat mengadakan protes terhadap serangan pada Kamis pagi ketika mereka membantu membawa mayat para korban ke kota Jalalabad dan kemudian ke lokasi pemakaman.
“Kesalahan seperti itu tidak dapat dibenarkan. Pasukan Amerika harus menyadari (mereka) tidak akan pernah memenangkan perang dengan membunuh warga sipil tak berdosa,” kata seorang kediaman Jalalabad.
Attaullah Khogyani, juru bicara gubernur provinsi, mengatakan serangan itu dimaksudkan untuk menargetkan teroris ISIS/Daesh yang sering menggunakan lahan pertanian untuk pelatihan dan perekrutan.
Sekitar 14.000 tentara AS berada di Afghanistan, diduga untuk melatih dan memberi nasihat kepada pasukan keamanan Afghanistan dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi Taliban dan Daesh.
Serangan pada Rabu malam mendahului serangan mematikan lainnya oleh kelompok militan Taliban, yang menewaskan sedikitnya 20 orang di provinsi Zabul, Afghanistan selatan. (ARN)
