Arrahmahnews.com, Suriah – Presiden Suriah Bashar Assad mengatakan pada hari Kamis (31/10) bahwa Damaskus tidak memiliki kontak dengan Amerika Serikat tentang operasi yang menargetkan pemimpin ISIS/Daesh Abu Bakar al-Baghdadi dan tidak akan percaya bahwa ia benar-benar dibunuh sampai bukti yang dapat dipercaya ditunjukkan kepada publik.
“Kami tidak memiliki kontak dengan otoritas Amerika tentang pelenyapan al-Baghdadi. Lebih penting lagi, kami tidak tahu apakah operasi ini benar-benar terjadi atau tidak”, kata Assad dalam wawancara dengan saluran televisi yang dikelola pemerintah Suriah, SANA.
Assad mencatat bahwa AS belum memberikan bukti pelenyapan pemimpin Daesh itu, dan soal klaim AS bahwa Suriah juga memberi bantuan kepada AS dalam operasi ini, bahkan diketahui Damaskus hanya dari laporan media.
Baca: Trump Gunakan Kematian Al-Baghdadi Sebagai Token untuk Kampanye Pemilu
Pada saat yang sama, presiden Suriah menekankan bahwa kematian al-Baghdadi atau bahkan semua militan tidak akan mempengaruhi situasi umum ketika ideologi teroris masih hidup.
Assad juga mengatakan dalam wawancara bahwa Rusia, Iran, dan Suriah berperang melawan terorisme bersama-sama dan bahwa tidak benar untuk berbicara tentang dugaan tekanan Moskow terhadap Damaskus terkait operasi di Idlib.
Ia mencatat bahwa pemerintah Suriah melakukan kontak dengan penduduk wilayah yang dikuasai teroris di Idlib. Menurut presiden, pihak berwenang lebih suka opsi politik untuk penyelesaian, karena mereka menyelamatkan nyawa tentara.
Baca: Rusia: Tidak Ada Konfirmasi Kematian Al-Baghdadi
Berbicara tentang para militan di Idlib, Assad menekankan bahwa mereka hanya memiliki dua cara jika mereka tidak pergi ke Turki. Cara pertama adalah meletakkan senjata dan menjalani proses rehabilitasi di bawah program rekonsiliasi, opsi kedua adalah perang.
Adapun perjanjian Rusia-Turki tentang timur laut Suriah, Assad mengatakan bahwa itu didasarkan pada realitas saat ini dan ini bersifat sementara. (ARN)
Sebar:
