Arrahmahnews.com, Riyadh – Mujtahid -Warbler- Saudi, yang terkenal dengan kicauannya di Tiwtter, mengungkapkan bahwa di bawah perintah Amerika rencana terselubung sedang dijalankan di Arab Saudi, dengan tujuan mengendalikan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Dalam sebuah tweet di Twitter, Mujtahid mengatakan “atas perintah Amerika dan dengan tujuan mengendalikan Bin Salman, serangkaian pertemuan akan diatur dimana sejumlah pangeran akan bertemu di sebuah resor pada akhir bulan ini, di hadapan Raja Salman bin Abdulaziz.”
Baca: Analis: Trump Penjahat Perang dan Seorang Gangster
بأمر أمريكا وبهدف لجم ابن سلمان يجري الترتب لسلسلة لقاءات يجتمع فيها عدد من "عقلاء" آل سعود في أحد المنتجعات نهاية هذا الشهر بحضور الملك.
ولن يشارك إلا من اطمأن ابن سلمان أنه لا ينوي التخطيط لإزاحته.
وربما يعلن عن إجازة قصيرة للملك لتبرير اختفائه للمشاركة في هذه اللقاءات
— مجتهد (@mujtahidd) November 15, 2019
Dia menambahkan bahwa “Amerika yang meyakinkan bin Salman akan berpartisipasi dan tidak bermaksud untuk menghapusnya.”
Dalam tweet kedua, Mujtahid mengatakan “seperti diketahui, raja tidak mengerti apa yang sedang terjadi, tetapi kehadirannya diperlukan untuk melegitimasi pertemuan dan hasilnya.”
وكما هو معروف فإن الملك لا يستوعب ما يجري لكن حضوره ضروري لإضفاء شرعية على اللقاءات ونتائجها.
وعلى كل حال قد يؤدي تسريب هذا الخبر لتأجيله أو إعادة النظر فيه، لكن إذا تم كما خطط له فسيكون في نهاية شهر نوفمبر والله أعلم
— مجتهد (@mujtahidd) November 15, 2019
Baca: Ayatullah Khamenei: Melucuti Israel Berarti Melenyapkan Rezim Zionis
Whistleblower Saudi menambahkan “bagaimana pun, membocorkan berita ini dapat menyebabkan penundaan atau pertimbangan ulang,” dan menambahkan “tetapi jika berjalan sesuai rencana, maka akan terjadi pada akhir November.”
Dari waktu ke waktu, selalu ada pembicaraan tentang pergerakan dalam keluarga kerajaan, untuk menghadapi ambisi MbS.
Mantan pangeran mahkota Saudi Mohammed bin Nayef digulingkan pada Juni 2017, kemudian MbS naik menggantikannya.
Sebuah petisi pun bocor yang dikeluarkan oleh sejumlah pangeran teratas “Al Saud” kepada Raja “Salman”, yang menolak penyerahan kepemimpinan kerajaan kepada “Mohammed”.
Arab Saudi kemudian menyaksikan kampanye penangkapan besar-besaran di antara para pengkhotbah, intelektual dan akademisi, diikuti oleh kampanye yang menargetkan para menteri, pangeran dan pengusaha. (ARN)
Sumber: Almaalomah, WatanSerb.
