Niluh Djelantik: Agnez Mo Bukan Pengkhianat Bangsa
Jakarta – Pernyataan Agnez yang dianggap kontroversial dalam wawancara dengan BUILD Series dengan pembawa acara Kevan Kenney adalah tentang darah atau keturunan. Kevan Kenney bertanya kepada Agnez tentang penampilan fisiknya yang berbeda dari orang Indonesia pada umumnya.
Niluh Djelantik salah satu desainer sepatu asal Bali angkat suara dalam akun facebooknya menanggapi hal tersebut:
Agnez Mo.
For some people, Judging others is easy. Acknowledging their mistake is not
Bagi sebagian orang, menghakimi orang lain itu mudah. Mengakui kesalahan mereka tidak
Hari ini beramai-ramai pada meributkan potongan wawancara Agnez Mo. Dari seorang Fadli Zon yang prestasinya mungkin sudah menembus antariksa mengatainya anak durhaka hingga mereka yang tak melihat video keseluruhan ikut-ikutan mencaci maki seolah-olah merasa lebih Indonesia dari Indonesia.
Baca: Teddy Gusnaidi “Agnes Monica, Diantara ISIS dan Hizbut Tahrir”
Orang yang kamu panggil lupa kacang akan kulitnya itu sudah melanglang buana mengharumkan nama bangsa. Lah kamu?
Duh, Kapan negara ini akan maju?
Apakah dia pengkhianat karena bilang gak ada darah Indonesianya sedangkan jelas-jelas dia menyampaikan silsilah keluarganya?
Pahami konteks dari seluruh isi wawancara jangan langsung ngegas dan membabi-buta mengadilinya seolah-olah kita paling sempurna.
Baca: Wahyu Sutono: Agnez Mo Masih Indonesia
Be open minded please.
Dia bukan koruptor
Dia bukan maling uang rakyat
Dia bukan orang yang menyalahgunakan jabatan dan menyengsarakan mereka yang terpinggirkan.
Dia Agnes Monika yang sejak kecil kita kenal. Dan dia mengharumkan nama bangsa.
Dia bangga sebagai orang Indonesia dan kalau kamu gak percaya silakan lihat rekam jejaknya.
Bangun prestasimu
Tingkatkan keahlianmu
Simpan energi menggebu milikmu tuk tunjukkan kamu bisa menjadi berkah bukan malah jadi musibah bagi tanah kelahiranmu.
Tak peduli darah negeri manapun yang mengalir dalam tubuhmu. Karena nasionalisme seseorang tak bisa kamu nilai hanya dengan cara yang kamu mau.
Pakai sepatunya satu hari saja. Kamu pasti bisa memahaminya dan memberinya pelukan hangat tulus sebagai anak sebangsa.
Tak peduli darah manapun yang mengalir dalam tubuhmu. Be fair in your judgment. For someday you’ll be judged too. (ARN)