arrahmahnews

Erdogan: Turki Tak Akan Tarik Pasukan dari Suriah Sampai Pihak lain Mundur

Arrahmahnews.com ANKARA – Militer Turki tidak akan meninggalkan Suriah sampai negara-negara lain mundur. Ankara akan melanjutkan ofensif lintas-perbatasan terhadap separatis Kurdi di bagian timur laut Suriah, sampai setiap dari SDF dan YPG meninggalkan wilayah itu, Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Jum’at (08/11/2019).

Tentara Pembebasan Suriah (FSA), yang menikmati perlindungan Turki, pada 9 Oktober melancarkan serangan lintas perbatasan ke timur laut Suriah dalam upaya membersihkan eparatis YPG dan SDF, sebuah kelompok militan Kurdi, dari daerah perbatasan.

Ankara menganggap SDF dan YPG yang didukung AS sebagai organisasi teroris yang terikat dengan kelompok militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK).

BacaNATO Mati Otak, Rusia: Kami Bukan Spesialis Forensik

Ankara sedang mengupayakan pembentukan “zona aman” 32 kilometer dari kehadiran militan Kurdi di timur laut Suriah. Turki ingin daerah itu digunakan untuk relokasi dua juta pengungsi Suriah yang tinggal di Turki.

“Kami tidak akan berhenti sebelum teroris meninggalkan wilayah tersebut. Ini adalah satu dimensi dari masalah ini. Kedua, kami tidak akan berhenti sebelum negara lain pergi. Kami mendukung persatuan dan solidaritas Suriah. Kami tidak pernah ingin itu hancur,” kata Erdogan kepada wartawan pada hari Jumat, ketika ia ditanya apakah “Operation Peace Spring” akan terus berlanjut.

Setelah merebut 120 km serpihan tanah di sepanjang perbatasan, Turki membuat kesepakatan dengan AS dan Rusia untuk menjaga militan Kurdi dari zona penyangga.

Pada 22 Oktober, Erdogan dan mitranya dari Rusia Vladimir Putin menandatangani nota kesepahaman yang menegaskan bahwa militan YPG harus mundur dari “zona aman” yang dikontrol Turki dalam waktu 150 jam, setelah itu Ankara dan Moskow akan melakukan patroli bersama di daerah tersebut.

Kesepakatan itu dicapai beberapa jam sebelum gencatan senjata lima hari yang diperantarai AS antara pasukan Turki dan Kurdi yang dijadwalkan berakhir.

Presiden Turki lebih lanjut mengatakan jika negara-negara lain mengerahkan pasukan di Suriah untuk mempertahankan integritas negara Arab, “mereka harus membuktikannya.” Dia menekankan bahwa negara-negara lain, “baik Rusia, maupun AS, dan Iran,” bahkan tidak berbagi berbatasan dengan Suriah.

Pernyataan Erdogan datang ketika pemerintah Suriah berulang kali mengutuk serangan Turki sebagai tindakan agresi.

Sementara, Iran dan Rusia datang memberikan bantuan penasihat militer kepada pasukan pemerintah Suriah dalam perang melawan teroris Takfiri atas permintaan resmi Damaskus. Jet tempur Rusia telah melakukan berbagai serangan udara terhadap teroris di Suriah atas permintaan resmi pemerintah Damaskus sejak September 2015.

Namun, AS melakukan serangan udara di Suriah sejak September 2014 tanpa izin dari Damaskus atau mandat PBB.

BacaRusia ke Inggris: Apakah Pendiri White Helmets Berafiliasi dengan al-Qaeda?

Washington berulang kali menargetkan dan membunuh warga sipil. Selain itu, lebih dari 1.000 tentara AS mengambil posisi di dekat ladang minyak Suriah. Ini terungkap setelah perintah penarikan yang dikeluarkan Presiden AS baru-baru ini, dan Trump kembali menempatkan pasukannya untuk menjaga minyak setelah mendapatkan tekanan dari politisi Partai Republik dan Demokrat.

Selanjutnya, Iran, Rusia dan Turki bertindak sebagai penjamin rezim gencatan senjata habis-habisan di Suriah. Diplomat senior dari tiga negara telah mengadakan beberapa putaran pertemuan dengan format Astana di tengah upaya untuk menemukan solusi politik untuk krisis Suriah.

Militer Turki sebelumnya juga telah meluncurkan dua serangan lintas-perbatasan di Suriah Utara. Perisai Eufrat pada Agustus 2016 dan Cabang Zaitun pada Januari 2018, dengan tujuan yang dinyatakan untuk memberantas militan Kurdi dan teroris ISIS Takfiri di dekat perbatasan Turki. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca