Arrahmahnews.com AMERIKA – Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo secara terang-terangan mencampuri masalah dalam negeri Lebanon dan Irak, serta menyatakan bahwa protes yang sedang berlangsung di kedua negara itu untuk menargetkan Hizbullah dan Iran.
Pompeo menyerukan masyarakat di dua negara itu untuk membantu para pengunjuk rasa dan ‘mengalahkan rezim yang mendukung Hizbullah dan Iran’.
Perdana Menteri Lebanon Saad al-Hariri telah mengundurkan diri dan Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi didorong ke jurang kehancuran.
Baca: Bos Twitter Temui Putra Mahkota Saudi Pasca Skandal Spionase Terbongkar
Kedua pemerintah menikmati dukungan dari Barat. Tetapi mereka juga mengandalkan dukungan partai-partai politik yang berafiliasi dengan kelompok-kelompok perlawanan yang didukung Iran, menjaga sekutu Teheran di posisi-posisi penting.
Itu mencerminkan meningkatnya pengaruh Iran di antara negara-negara di Timur Tengah, sejak Teheran membentuk kelompok perlawanan Hizbullah di Lebanon pada 1982 dan kelompok populer Hashd Al-Shaabi di Irak, untuk melawan teroris ISIS Takfiri pada 2014.
Baik Irak dan Lebanon memiliki sistem pemerintah yang dirancang untuk mengakhiri konflik sektarian dengan menjamin pembagian kekuasaan kepada pihak-pihak yang mewakili komunitas yang berbeda. Di kedua negara, kelompok perlawanan Hizbullah terkait dengan Iran, dan memliki senjata yang mendapat pengakuan dari pemerintah. (ARN)