Israel – PM Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan kabinetnya untuk tidak terlalu terlibat dalam pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani yang dilakukan oleh AS, jangan sampai Tel Aviv terseret ke dalam konflik yang meningkat antara Washington dan Tehran.
“Pembunuhan Soleimani bukan operasi Israel tapi AS. Kami tidak terlibat dan tidak boleh diseret ke dalamnya,” Netanyahu mengatakan kepada kabinet keamanannya dalam pertemuan pada hari Senin, sebagaimana dikutip oleh Channel Israel. Dia menyarankan para menteri untuk menghindari media dan berbicara tentang pembunuhan yang ditargetkan pada hari Jum’at, agar tidak memberi kesan bahwa Israel memainkan peran di dalamnya.
Baca: Tehran: Jika AS Serang Iran, Haifa Israel Rata dengan Tanah
Para direktur Mossad dan intelijen militer meyakinkan para menteri bahwa kemungkinan serangan balasan rendah, karena “Israel menjauh dari insiden itu,” dan bahwa Iran akan mulai merencanakan langkah pembalasan pada hari Selasa setelah berkabung nasional.
Sikap diam Netanyahu yang tiba-tiba sangat aneh karena selama ini vokal dan aktif mendorong konflik AS-Iran. Selama lebih dari 20 tahun, ia bersikeras bahwa republik Islam itu hanya beberapa langkah lagi dari pembuatan senjata nuklir, bahkan ketika intelijen Israel secara terbuka membantahnya.
Baca: Atwan: Israel Akhirnya Berhasil Pikat Trump Perang dengan Iran
PM Israel juga berada di garis depan pada Perang Irak, memperingatkan Kongres AS pada 2002 bahwa Saddam Hussein memiliki “senjata pemusnah massal” -termasuk mengejar bom atom- yang ternyata tidak ada sama sekali .
Baru tahun lalu, Netanyahu mendesak AS dan sekutu Timur Tengahnya untuk mengambil alih perang terhadap Iran, didukung oleh keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 dan memberlakukan kembali sanksi yang melumpuhkan terhadap Tehran, meskipun ada kepatuhan dengan perjanjian.
Baca: Waspadai Balasan Iran, Israel Siaga Tinggi Pasca Pembunuhan Jendral Soleimani
Namun, pembunuhan terbuka AS terhadap seorang komandan militer yang tampaknya sangat populer di Iran telah memicu slogan pembalasan berat, tidak hanya di Tehran, bahkan Hizbullah Lebanon dan kelompok-kelompok perlawanan di Irak, Suriah dan Yaman. (ARN)
Sebar:
