Emirat – Majalah Forbes menggambarkan Mohammed bin Zayed sebagai seorang diktator. Ia menggunakan militer dan keuangan negaranya untuk membunuh demokrasi dengan kedok memerangi ekstremisme Islam.
Dalam majalah New York Times minggu ini, Robert Worth menggambarkan “Visi Gelap Mohammed bin Zayed tentang Masa Depan Timur Tengah,” dan “Hal pertama yang perlu diingat adalah masa depan Teluk Persia dan Timur Tengah secara luas terlihat suram, MBZ sejauh ini menjadi bagian dari masalah, bukan bagian dari solusi, seperti dikutip media berbahasa inggris english.almasirah.net.
Baca Juga:
MBZ sedang menuai kritik dari kelompok-kelompok hak asasi manusia dan diplomat atas peran militernya di Yaman dan Libya. Bahkan beberapa pengagum MBZ di kalangan diplomatik mengatakan bahwa ia bisa terlihat monarki dan terlalu jauh terlibat dalam konflik yang akibatnya tidak bisa kendalikan.
Di Libya, pemerintah MBZ telah mempersenjatai dan mendukung pasukan Jenderal Khalifa Haftar terhadap pemerintah yang diakui di sana, yang secara langsung melanggar embargo senjata AS.
Baca Juga:
“Uni Emirat Arab (UEA) secara sewenang-wenang menahan dan dalam beberapa kasus secara paksa menghilangkan individu yang mengkritik pemerintah. . . Ia juga memainkan peran utama dalam koalisi yang dipimpin Saudi yang telah melakukan sejumlah serangan yang melanggar hukum di Yaman, beberapa diantaranya kejahatan perang. UAE terlibat dalam penyalahgunaan tahanan di dalam dan luar negeri. Pelanggaran perburuhan.. Pekerja konstruksi migran menghadapi eksploitasi serius”.
Di dalam negeri, MBZ menjalankan spionase canggih untuk memantau oposisi dalam kata atau perbuatan, memenjarakan para pengkritik dan memata-matai warga AS, Uni Emirat Arab dan negara-negara lain. (ARN)
Ikuti Update berita klik Join Telegram ArrahmahNews
Sebar:
