Mahathir: Rencana Trump Lampu Hijau untuk Pendudukan Israel atas Tanah Palestina
Malaysia, ARRAHMAHNEWS.COM – Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menegaskan penolakan terhadap apa yang disebut kesepakatan Abad Ini oleh Presiden AS Donald Trump atas konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun.
Menyebutnya sebagai sesuatu yang “sama sekali tidak dapat diterima” dan “sangat tidak adil,” mengatakan skema itu melegalkan pendudukan Israel atas Yerusalem al-Quds.
“Kesepakatan ini hanya akan membawa lebih banyak konflik ke kawasan, dan akan menimbulkan kebencian miliaran orang di seluruh dunia,” kata Mahathir dalam pidato pembukaan pada konferensi ketiga Liga Parlemen untuk al-Quds di Kuala Lumpur, Sabtu (08/02).
BACA JUGA:
- Komentar Pedas Mahathir: Tak Ada Perbedaan Antara Pembunuhan Soleimani dan Khashoggi
- Di KL Summit Rouhani, Erdogan dan Mahathir “Hajar” Dolar AS
Ia mencatat bahwa rencana Trump “hanya mengakui pendudukan Israel dan sepenuhnya mengabaikan hak-hak rakyat Palestina yang tertindas”.
Mahathir menyoroti bahwa apa yang disebut kesepakatan abad ini telah dirancang tanpa berkonsultasi dengan Palestina, dan hanya didukung oleh para pejabat Israel.
Menunjuk tindakan agresi Israel terhadap Palestina, perdana menteri Malaysia itu mengatakan bahwa negaranya tidak akan tinggal diam atas penindasan Palestina oleh rezim Israel.
“Kita memiliki tugas dan tanggung jawab ini semakin diperkuat ketika negara-negara kuat yang telah mencitrakan diri mereka sebagai pembela keadilan dan kebebasan, memilih untuk diam sementara kekejaman sedang terjadi.
“Dengan kata lain, jika kita juga memilih untuk diam, darah dari pembunuhan dan pembantaian orang-orang Palestina oleh Israel juga ada di tangan kita,” ujar Mahathir menekankan.
BACA JUGA:
- PM Malaysia: Terorisme Dunia akan Berakhir Jika Kita Hentikan Ketidakadilan Israel atas Palestina
- PM Malaysia Kecam Sikap AS yang Terus Provokasi Iran
Mahathir menunjuk sebuah laporan oleh kelompok hak asasi tahanan Addameer tentang lebih dari 12.000 anak-anak Palestina yang ditahan oleh Israel sejak tahun 2000 dan ditahan di fasilitas penahanan yang sama dengan tahanan Palestina dewasa. Perdana menteri Malaysia yang berusia 94 tahun itu mengatakan bahwa organisasi kemanusiaan seperti UNICEF telah lama mendokumentasikan pelanggaran rezim Tel Aviv terhadap anak-anak Palestina, yang dituntut di pengadilan militer Israel.
“Jelas bahwa para tahanan ini digunakan oleh Israel untuk menukar tentara Israel yang ditangkap selama insiden. Untuk semua ini, Israel harus dikutuk dan dihukum, ”kata Mahathir. (ARN)
IKUTI TELEGRAM ARRAHMAHNEWS
