arrahmahnews

Kematian Akibat Virus Corona di China Melonjak Jadi 1.100 Orang

Virus Corona

CHINA – Jumlah korban tewas akibat epidemi virus corona di Cina terus meningkat menjadi 1.113, dan para ahli kesehatan akhirnya memilih nama untuk virus itu.

Pejabat kesehatan China pada hari Rabu, mengumumkan 97 kematian baru dan 2.015 kasus baru muncul dalam 24 jam sebelumnya secara nasional.

Kasus-kasus infeksi juga sekarang mencapai 44.653, kata para pejabat.

Pihak berwenang telah mengunci puluhan juta orang di pusat epidemi – Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei – dan beberapa kota dan wilayah lain dalam upaya yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengatasi wabah tersebut.

Upaya internasional juga dilakukan untuk mengendalikan virus, yang telah menyebar ke banyak negara di seluruh dunia sejauh ini.

Baca: 

Sementara itu, para pakar kesehatan di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memilih nama untuk virus itu.

Pada sebuah konferensi di Jenewa pada hari Selasa, para ahli WHO mengumumkan nama “COVID-19” untuk virus corona baru.

WHO memulai pertemuan dua hari pada hari Selasa untuk membahas epidemi. Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus mendesak negara-negara untuk meningkatkan langkah-langkah pendeteksian dan pengendalian virus.

“Virus dapat memiliki konsekuensi yang lebih kuat daripada tindakan teroris. Jika dunia tidak ingin bangun dan menganggap virus ini sebagai musuh nomor 1, saya tidak berpikir kita akan belajar dari pelajaran ini,” katanya.

Tedros mengatakan tidak kurang dari 400 kasus di 24 negara lain, dengan satu kematian.

“Vaksin pertama bisa siap dalam 18 bulan. Jadi kita harus melakukan semuanya hari ini dengan menggunakan senjata yang tersedia untuk melawan virus sambil mempersiapkan untuk jangka panjang, mempersiapkan vaksin,” katanya.

Kasus terbesar di luar Tiongkok tejadi di kapal pesiar yang dikarantina di lepas pantai Jepang.

Setidaknya 39 orang di dalam kapal Princess Diamond positif COVID-19, meningkatkan jumlah kasus menjadi 174, sementara ribuan penumpang dan awak menghadapi minggu kedua di karantina.

Kasus seorang pria Inggris yang menularkan virus kepada 11 orang lainnya – tanpa pernah berada di Cina – telah menimbulkan ketakutan akan fase baru penularan di luar negeri.

Pria berusia 53 tahun itu tertular virus saat menghadiri konferensi di Singapura dan kemudian menularkannya ke beberapa rekan senegaranya saat berlibur di Pegunungan Alpen, Prancis, sebelum akhirnya didiagnosis kembali ke Inggris.

Dia mengatakan pada hari Selasa bahwa dia telah pulih sepenuhnya, tetapi tetap terisolasi di sebuah rumah sakit pusat London. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca