Amerika

AS Kerahkan Pasukan Baru ke Pangkalan Ain Al-Assad Irak, Genderang Perang Ditabuh?

Irak – Sumber-sumber keamanan Irak mengatakan bahwa pasukan baru AS telah dikerahkan ke pangkalan Ain al-Asad di provinsi Anbar, Irak barat, di tengah laporan bahwa Pentagon sedang mempersiapkan eskalasi militer baru di negara yang sedang sibuk menahan penyebaran infeksi COVID-19 tersebut.

Kantor berita Almaalomah dengan mengutip sumber keamanan pada hari Minggu melaporkan bahwa pesawat yang membawa tentara Amerika dan para penasihat militer telah mendarat di pangkalan itu.

Baca Juga:

Pengerahan pasukan baru ini dilaporkan terjadi setelah New York Times pekan lalu mengatakan bahwa Pentagon memerintahkan komandan militer untuk merencanakan eskalasi pertempuran Amerika di Irak.

Beberapa pejabat Amerika mengatakan kepada surat kabar itu bahwa Pentagon telah memerintahkan Para penyusun rencana di Komando Pusat dan di Irak menyusun strategi untuk menghancurkan Kata’ib Hezbollah, yang merupakan bagian dari Unit Mobilisasi Populer (PMU) anti-teror Irak atau Hashd al-Sha ‘abi.

AS telah sekali lagi menargetkan PMU, menyalahkan pasukan anti-teror utama Irak itu atas serangan roket ke pangkalan mereka, tuduhan yang ditolak oleh kelompok relawan tersebut.

Pada hari Minggu, Almaalomah mengutip Qusay al-Anbari, seorang anggota tinggi pasukan Hashd al-Shaabi, yang mengatakan bahwa pasukan AS telah mengevakuasi beberapa “unit yang tidak perlu” di Anbar dan Kirkuk untuk menghindari pembalasan oleh pejuang perlawanan.

Baca Juga:

Ia mengatakan bahwa sebenarnya pasukan Amerika belum ditarik dari pangkalan militer di kedua provinsi dan sebaliknya dipindah ke pangkalan Ain al-Asad dan Qaim.

Menurut al-Anbari, pasukan AS telah mengerahkan rudal Patriot di Ain al-Asad untuk “memberikan perlindungan keamanan bagi pasukannya”.

Pangkalan Ain al-Asad terkena rudal Iran pada Januari sebagai balasan atas pembunuhan AS terhadap komandan anti-teror, Letjen Qassem Soleimani.

New York Times melaporkan pada hari Jumat bahwa letnan jenderal militer AS, Robert P. White, telah memperingatkan tentang harga yang harus dibayar dan risiko dari eskalasi baru itu. Ia mengatakan eskalasi tersebut bisa “berdarah-darah dan kontraproduktif”. (ARN)

Ikuti Update Berita di Channel Telegram Arrahmahnews

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: