Erdogan “Usir” Rusia dari Suriah, Ini Jawaban Tegas Moskow
Suriah – Juru bicara kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa Rusia adalah satu-satunya negara dengan hak sah yang diakui secara internasional untuk menempatkan pasukannya di Suriah. Pernyataan ini disampaikan saat ia diminta untuk mengomentari pernyataan Presiden Erdogan tentang “urusan” apa yang dilakukan Rusia di Suriah.
“Rusia adalah satu-satunya negara yang memiliki pasukan di Suriah berdasarkan hukum dan atas permintaan pemerintah Suriah yang sah,” kata Peskov, berbicara dengan program Russia 1 dalam program Moscow.Kremlin.Putin pada hari Minggu (01/03).
Baca Juga:
- VIDEO Suriah Tembak Jatuh Drone Turki, Teroris Rayakan Karena Mengira Su-24 Suriah
- Suriah Akan Tembak Jatuh Setiap Pesawat Musuh yang Masuk Idlib
“Semua kekuatan militer lain dari negara lain yang berada di Suriah bertentangan dengan norma-norma dan prinsip-prinsip hukum internasional,” tambah Peskov.
Menurut juru bicara Kremlin itu, semua tindakan oleh militer Suriah di Idlib dalam beberapa hari terakhir ditujukan untuk memerangi teroris. Turki, di sisi lain, telah gagal memenuhi kewajibannya berdasarkan perjanjian Sochi.
Peskov menyebut bahwa di bawah perjanjian Sochi dari tahun lalu, pihak Turki diminta untuk memastikan elemen-elemen teroris ini tidak aktif. Sayangnya, Turki belum memenuhi kewajiban ini, dan para teroris terus melakukan serangan terhadap angkatan bersenjata Suriah.
Baca Juga:
- Analis: Turki Mainkan Kartu Pengungsi untuk Seret NATO Ikut Perang Suriah
- Hoax, Turki Bombardir Fasilitas Senjata Kimia Suriah
Ia juga mengingatkan bahwa selain menyerang Tentara Suriah, para teroris juga menyerang unit militer Rusia di Republik Arab itu. “Karena itu,” katanya, “terlepas dari pernyataan apapun, perjuangan melawan unsur-unsur teroris ini akan terus berlanjut”.
Pertemuan Minggu Ini
Peskov juga mengkonfirmasi bahwa Presiden Putin dan Erdogan akan bertemu pada 5 atau 6 Maret di Moskow untuk membahas krisis Suriah. Menurut Peskov, pertemuan itu tidak mudah. “Ini pasti akan menjadi pertemuan yang sulit, tetapi para kepala negara tetap menegaskan fokus mereka untuk menyelesaikan situasi di Idlib dan kepatuhan mereka pada perjanjian Sochi. Ini penting, ”katanya. (ARN)
Ikuti Update Berita di Channel Telegram Arrahmahnews