Iran – Menteri Kesehatan Iran Saeid Namaki mengatakan bahwa Republik Islam itu belum sepenuhnya mengesampingkan penggunaan staf dan peralatan yang ditawarkan oleh Doctors Without Borders, yang dikenal dengan singkatan Prancisnya dengan MSF.
Menteri Iran mengatakan pada hari Rabu bahwa misi MSF telah dibatalkan karena fakta bahwa badan amal medis Perancis itu berencana untuk mengerahkan staf dan peralatannya di lokasi di mana ada sudah ada banyak tempat tidur rumah sakit untuk merawat pasien coronavirus.
Baca Juga:
- PBB: Sanksi atas Iran Harus Diringankan atau Ditangguhkan Ditengah Wabah COVID-19
- Peneliti: Virus Corona Senjata Biologis, Iran Harus Curigai Tawaran Bantuan AS
Menghargai tawaran oleh MSF (Medecins Sans Frontieres), Menkes Iran itu mengatakan bahwa pemerintah lebih suka mengambil manfaat dari misi kemanusiaan semacam itu di tempat-tempat di mana ada kekurangan fasilitas kesehatan.
Namaki membuat pernyataan ini setelah MSF mengatakan tidak ‘mengerti’ keputusan oleh otoritas Iran untuk membatalkan misi, yang akan membentuk unit 50 tempat tidur di pusat kota Isfahan.
“Karena ada banyak tempat tidur kosong (di seluruh Iran), tidak perlu ke tempat tidur rumah sakit keliling yang ditawarkan oleh kelompok ini,” kata Namaki, menambahkan bahwa misi MSF dapat dilakukan di daerah-daerah di Iran yang sering dikunjungi oleh pengungsi dan warga negara asing.
Pejabat itu mengatakan Iran tidak akan pernah menolak tawaran bantuan dari badan amal dan organisasi internasional kecuali jika mereka datang dari Amerika Serikat.
Baca Juga:
- KEJI! Pompeo Usulkan Serangan Militer ke Iran Ditengah Wabah Corona
- Iran Tuntut Klarifikasi AS Terkait Perannya dalam Penyebaran Virus Corona
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Iran Kianoush Jahanpour mengatakan sebelumnya pada hari Rabu bahwa dengan sekitar 20.000 rumah sakit dan tempat tidur perawatan di Iran, negara itu tidak memiliki kebutuhan mendesak untuk rumah sakit mobile kecil seperti yang diusulkan oleh MSF.
Laporan lain menunjukkan bahwa MSF berencana untuk hanya mengerahkan misi sederhana ke Iran yang dipimpin oleh seorang dokter A&E dan tidak ada rencana untuk mengirim para ahli medis virus corona atau penyakit menular lainnya yang itu justru dibutuhkan. (ARN)
Ikuti Update Berita di Channel Telegram Arrahmahnews