Polisi Militer Rusia Iringi 13 Konvoi Kendaraan Turki di Idlib
Rusia – Satuan polisi militer Rusia mengiringi 13 konvoi kendaraan Turki ke pos-pos pengamatan Turki di zona de-eskalasi Idlib di Suriah selama sehari terakhir. Oleg Zhuravlev, kepala Pusat Rekonsiliasi Rusia dari Pihak-pihak yang Bertikai di Suriah, mengatakan hal ini pada hari Senin (09/03).
“Saluran komunikasi khusus 24 jam telah dibentuk untuk memastikan koordinasi waktu nyata antara Pusat Rusia untuk Rekonsiliasi Pihak yang Bertikai dan pihak Turki. Pada siang hari, unit polisi militer Rusia mengawal 13 konvoi Turki ke lokasi penyebaran pos pengamatan tentara Turki di zona eskalasi Idlib,” katanya.
Baca Juga:
- Erdogan: Turki Minta Bantuan Tambahan NATO di Suriah
- Angkatan Udara Rusia Cegah F-16 Turki Tembak Jatuh Su-22 Suriah
Zhuravlev mengingatkan bahwa di bawah perjanjian Rusia-Turki gencatan senjata telah diumumkan di zona de-eskalasi Idlib mulai 00:01 pada 6 Maret. “Tidak ada serangan penembakan oleh kelompok-kelompok bersenjata ilegal yang dikendalikan Ankara yang dilaporkan pada hari terakhir. Namun demikian, dua pelanggaran gencatan senjata oleh unit Partai Islam Turkestan dan Jahbat al-Nusra yang tidak dikontrol oleh Turki, dilaporkan di permukiman Ain al-Nwar dan Tanjara di provinsi Latakia,” katanya.
Misi patroli bersama Rusia-Turki secara reguler dilakukan di provinsi al-Hasakah. Polisi militer Rusia melanjutkan misi patroli di sepanjang lima rute di provinsi Aleppo, Raqqa dan al-Hasakah. Angkatan udara Rusia melakukan patroli udara dari lapangan udara Metras.
Baca Juga:
- Amerika Halangi PBB yang Dukung Gencatan Senjata Rusia-Turki di Idlib
- Rusia: Turki Membiarkan Pos-pos Militernya di Idlib Jadi Benteng Teroris
Selain itu, menurut Zhuravlev, petugas dari pusat rekonsiliasi Rusia melakukan dua operasi kemanusiaan dan mengirimkan total 1,98 ton produk makanan ke pemukiman di provinsi al-Hasakah dan al-Quneitra. Sebanyak 305 warga Suriah di permukiman Kobani di provinsi Aleppo dan al-Qamishli di provinsi al-Hasakah menerima bantuan medis dari dokter militer Rusia. (ARN)
Ikuti Update Berita di Channel Telegram Arrahmahnews