Baghdad – Di tengah merebaknya wabah penyakit Covid-19 di seluruh dunia, dan kepanikan yang ditimbulkan hingga menyebabkan beberapa negara memberlakukan penguncian wilayah, pembantasan aktivitas, karantina dan social distancing. Situasi luar biasa ini menyebabkan negara-negara fokus menghadapi virus corona, dimanfaatkan oleh militer Amerika di Timur Tengah untuk menetaskan plotnya di Irak.
Sebuah laporkan menyebutkan bahwa sejumlah besar kapal perang Amerika ditarik dari Laut Cina dan dikerahkan ke Teluk Persia dan Laut Oman, yang mencapai lebih dari 63 kapal perang seperti kapal fregat, kapal perusak, dan tiga kapal induk.
Baca Juga:
- Detik-detik Perang AS Vs Irak di Baghdad
- Sekjen Hizbullah ke Saudi: Perang AS terhadap Iran akan Hancurkan Kalian
Lebih dari 60 baterai rudal Patriot dikerahkan ke Arab Saudi dari pangkalan Amerika di Kuwait. Amerika menempatkan 19 baterai rudal Patriot di Kuwait, 10 di Bahrain, 23 di Emirat dan jumlah yang tidak disebutkan di Ain Al-Assad dan pangkalan AS di Erbil. Selain itu, semua kapal Amerika dipenuhi dengan anti-rudal dan dua kapal induk ditempatkan di dekat pantai Israel dan Lebanon. Sementara dua lainnya di Laut Oman juga sarat dengan sistem rudal Patriot. Klik link ini alanbatnews.
Dalam 24 jam terakhir Israel juga telah mengerahkan 8 sistem anti-rudal THAAD di luar dan dalam setiap kota -penempatan ini telah menjadikan dinding kubah besi setiap 10 km- Apakah ini untuk mempersiapkan kemungkinan perang? Apa yang memicu peperangan itu?
Sejauh ini Hizbullah telah menarik sebagian besar pejuangnya dari Suriah, dan meletakkan segala kemungkinan di atas meja. Sementara Suriah dalam kondisi waspada, dan Rusia mempersiapkan sistem S-300 untuk segala kemungkinan eskalasi.
Sementara Iran memberlakukan siaga tinggi untuk menghadapi segala kemungkinan serangan Amerika. Iran juga mengecam manuver militer AS di Irak, dan mengingatkan bahwa tindakan tersebut dapat memicu ketidakamanan dan bahaya di seluruh wilayah Asia Barat.
Baca Juga:
- Pakar: Israel Berencana Serang Tempat-tempat Suci di Irak untuk Picu Perang AS-Iran
- Media dan Medsos Senjata Perang AS-Barat-Teroris Hancurkan Sebuah Negara
“Kami menganggap kegiatan militer yang dilakukan orang Amerika di Irak bertentangan dengan kehendak bangsa Irak, pemerintah dan anggota parlemen, juga terhadap RUU yang disahkan oleh parlemen Irak,” Seyyed Abbas Mousavi, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, mengatakan pada Presstv pada Selasa (31/03/2020).
“Kami menganggap kegiatan yang melanggar kedaulatan nasional negara Irak dan menganggapnya sebagai penyebab ketidakamanan dan membahayakan seluruh wilayah,” tambah Mousavi.
Bagaimana dengan Irak? Apakah pemerintah Irak menyadari besarnya persiapan dan beratnya bencana yang akan datang? Atau apakah mereka terperosok dalam perselisihan kekuasaan dan pemilu yang akan datang?
Faksi dari Unit Mobilisasi Populer (PMU) Irak telah mengungkap rencana militer AS yang akan melakukan serangan udara besar-besaran yang didukung oleh pasukan darat, terhadap pangkalan pasukan elit anti-teror itu.
Menurut situs Baghdad al-Youm, dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (25/03), Kata’ib Hezbollah melaporkan “kegiatan mencurigakan oleh AS dan tentara bayarannya” di Irak dalam persiapan untuk sebuah plot jahat.
Kantor berita Almaalomah melaporkan pada Hari Selasa (31/03) bahwa Mohammed Muhyee, juru bicara Kataib Hezbollah (Brigade Hizbullah), yang merupakan faksi utama PMU (Hashd al-Shaabi), memperingatkan pada hari Senin bahwa kegiatan terbaru oleh pasukan pendudukan Amerika di Irak “bukan tidak disengaja”.
Muhyee juga menekankan bahwa PMU sangat menyadari siasat yang ditetaskan AS di Irak dan luar negeri baik untuk melakukan perubahan rezim atau melakukan serangan terhadap kelompok-kelompok perlawanan.
Baca Juga:
- Video: Pertahanan Udara Suriah Cegat Serangan Rudal Israel di Timur Homs
- Investigasi Amnesty Bongkar Kejahatan Perang AS, Inggris dan Prancis di Raqqa
Sebagian besar analis politik percaya berdasarkan manuver militer di Emirat, menunjukkan bahwa Amerika sedang mendorong kudeta militer di Irak, dengan menggunakan sisa-sisa rezim Ba’ath dan kelompok-kelompok jihad lainnya, untuk memicu perang terhadap Iran dan kembalinya ISIS di Irak.
New York Times sebelumnya melaporkan bahwa Pentagon telah memberikan arahan kepada para komandan militer untuk merencanakan eskalasi pertempuran di Irak, untuk menghancurkan pasukan populer Irak, dan melakukan kudeta militer untuk perubahan rezim yang masuk dalam hiden agenda.
Sumber-sumber keamanan Irak mengatakan bahwa pasukan AS telah ditarik dari beberapa pangkalan yang tersebar di wilayah Irak, dan dikerahkan ke pangkalan Ain al-Asad di provinsi Anbar, kantor berita Al-Maalomah melaporkan.
Kantor berita “Rudaw” Kurdi juga melaporkan bahwa Amerika telah menempatkan sistem rudal pertahanan udara Patriot di Irak. Seorang pejabat Irak membenarkan bahwa baterai rudal Patriot dikerahkan ke pangkalan “Ain al-Assad”, setelah AS menarik seluruh pasukannya dari beberapa pangkalan dan dipusatkan ke pangkalan tersebut.
Sumber terpercaya di Kurdistan, Selasa (31/03/2020) mengatakan bahwa bandara dan langit Arbil mencatat sejumlah besar penerbangan militer AS. Selain itu, aktivitas militer Amerika di wilayah udara Baghdad juga belum pernah terjadi sebelumnya. (ARN)
Sumber: Berbagai Media dan Aktivis Medsos Timur Tengah.
Ikuti Update Berita di Channel Telegram Arrahmahnews
