Jakarta – Hari Buruh atau May Day di depan mata. Kelompok buruh tetap ngotot turun ke jalan untuk melakukan unjuk rasa. Tuntutannya selalu sama dari tahun ke tahun, minta naik upah, yang besarannya makin lama makin tidak masuk akal.
Di tengah wabah corona tentu unjuk rasa akan sangat berbeda, apalagi wabah ini cepat menular dan berbahaya bagi kehidupan orang banyak. Dengan adanya PSBB, aktivitas pengumpulan massa tentu dilarang.
Baca Juga:
- Ajak Demo Buruh Saat Wabah Corona, Yusuf Muhammad ‘Semprot’ Presiden KSPI Said Iqbal
- Rumah Mewah Said Iqbal, Presiden Buruh PKS yang Bakar Karangan Bunga untuk Ahok
Saya berharap aparat @DivHumas_Polri tegas, tanpa kompromi!
Jika ada kegiatan papun yang sifatnya menimbulkan kerumunan massal, entah itu kegiatan keagamaan atau apapun, maka dalangnya harus ditangkap! Titik, gak pakai koma! Setuju?#TangkapDalangKumpulMassal pic.twitter.com/VbuOszI5SZ
— Dumdum (@yusuf_dumdum) April 19, 2020
Kacaunya negeri karena banyaknya orang bodoh dungu dan bongol yang ikut2N berbicara agama
Kedua: agama dijadikan komoditas politik..
Ketiga: Buruh dijadikan boneka mainan utk kepentingan politik
#TangkapDalangKumpulMassal pic.twitter.com/QpCq1jpmvs— Lady Zeebo #NKRIHargaMati (@Lady_Zeebo) April 19, 2020
Presiden KSPI Said Iqbal tetap ngotot akan menurunkan ribuan buruh untuk menggelar aksi May Day di depan Gedung DPR, pada 30 April 2020 mendatang, meski tidak diberikan izin oleh Polda Metro Jaya. Pelarangan ini dilakukan karena Indonesia berada dalam masa tanggap darurat pandemi Covid-19.
Baca Juga:
- Geger, Video Teroris Mujahidin Poso Ancam Potong Leher Banpol Sulteng dan Poso
- Surat “Pedas” Terbuka Niluh Djelantik Jawab Pernyataan Blunder Gubernur Bali Soal Video Viral Pesta Turis
https://twitter.com/RizmaWidiono/status/1251723365863190529
Sebaiknya para buruh menahan diri dan mengurungkan rencana demonstrasi. Para buruh egois apabila tetap demo di tengah pandemi Virus Corona seperti ini. Situasi mewabahnya virus corona harusnya bisa membuat para buruh menahan amarahnya terkait RUU Cipta Kerja.
Terlebih lagi para pemangku kepentingan, ketua serikat buruh atau bahkan Presiden KSPI yang tetap ngotot akan menurunkan massanya. Situasi pandemi Covid-19 harusnya bisa menjadikan mereka perihatin dan solidaritas bersama untuk melawan penyebarannya, bukan menuruti hawa nafsu, apalagi kepentingan partai tertentu yang ingin membuat negara lockdown, kekacauan politik dan kehancuran ekonomi.
https://twitter.com/ChusnuIChotimah/status/1251722403564056576
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus menegaskan pihaknya akan melakukan pembubaran paksa jika para buruh tetap melakukan aksi di tengah wabah virus Corona, sesuai dengan Maklumat Kapolri bernomor MAK/2/III/2020 tentang Kepatuhan Terhadap Kebijakan Pemerintah dalam Penanganan Penyebaran Virus Corona.
“Selain Maklumat Kapolri, kami juga mengacu pada aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sehingga akan membubarkan massa buruh yang tetap nekat menggelar aksi May Day,” kata Yusri.
https://twitter.com/RizmaWidiono/status/1251738034011205638
Intinya cuma satu, larang dan bila perlu bubarkan. Dan kalau bisa tangkap para provokator yang menggiring mereka turun ke jalan. Kalau mereka ngotot melakukan aksi unjuk rasa, ini namanya melanggar aturan PSBB dan juga tidak peduli dengan masyarakat dengan risiko penularan corona yang makin meluas.
Kita tentunya berharap, pemerintah dan kepolisian benar-benar bertindak tegas kalau sampai mereka nekat melakukan aksi unjuk rasa. Pengorbanan warga selama PSBB menjadi sia-sia. Pencegahan wabah corona menjadi gagal karena ulah mereka yang egois dan kayak anak-anak. Mereka harus ditindak tegas, kalau berani melanggar. (ARN)
Ikuti Update Berita di Channel Telegram Arrahmahnews
