Arab Saudi

HRW Pertanyakan Alasan Penangkapan, Penyiksaan Massal Saudi atas Warga Palestina dan Yordania

HRW Pertanyakan Alasan Penangkapan, Penyiksaan Massal Saudi atas Warga Palestina dan Yordania

Arab Saudi Human Rights Watch (HRW) mempertanyakan dengan serius alasan penangkapan, penahanan, dan persidangan massal yang dilakukan Arab Saudi terhadap sejumlah warga Palestina dan Yordania. Riyadh selalu beralasan penangkapan mereka berhubungan dengan “organisasi teroris” namun tidak menyebutkan nama organisasi yang dimaksud.

Dalam sebuah laporan hari Jumat (17/04), badan yang bermarkas di New York itu merefleksikan bagaimana kerajaan telah melakukan penahanan terhadap 68 warga Palestina dan Yordania, yang semuanya adalah penduduk Saudi dan telah lama tinggal disana, pada bulan Maret 2018.

Baca Juga:

Penyiksaan dan Penahanan berlarut-larut

“Para tahanan ini ditahan selama hampir dua tahun tanpa bisa mendapatkan hak-hak mereka pada proses yang seharusnya, dan diberikan persidangan tertutup di Pengadilan Kriminal Khusus di ibukota Saudi baru bulan lalu, untuk pertama kalinya sejak ditangkap,” kata HRW.

“Baru saat itulah, mereka diberikan selembar kertas tuduhan yang menyatakan bahwa mereka adalah “anggota” dan “mendukung” organisasi teroris, kata badan itu, mengutip beberapa anggota keluarga, yang telah menyaksikan sebagian dokumen itu.

“Seluruh drama ini ditandai oleh tidak adanya tuduhan atau bukti spesifik,” catat HRW.

Badan HAM itu berbicara dengan enam anggota keluarga, yang semuanya meminta tak disebutkan namanya karena takut akan pembalasan kerajaan. Keterangan mereka menunjuk pada penggerebekan keamanan, penghilangan paksa, pengurungan jangka panjang, dan penyiksaan.

“Sejumlah besar [pasukan keamanan] masuk mengenakan topeng, dengan senjata dan kamera, seolah-olah mereka akan berperang,” kata satu orang. “Saya harus memberi tahu dia (anak perempuan saya yang berusia sembilan tahun) bahwa mereka sedang mencari seorang pencuri.”

Baca Juga:

Kerabat lainnya mengutip keterangan seorang tahanan mengatakan, “mereka (para interogator) biasa membangunkannya pada jam 5 pagi untuk meletakkan kepalanya di air panas,” menambahkan, “Kadang-kadang mereka membiarkannya tergantung terbalik selama dua hari.”

Amnesty International telah mengidentifikasi salah satu tahanan sebagai Dr. Muhammed al-Khudari, anggota senior gerakan perlawanan Hamas di Palestina. Organisasi hak asasi manusia yang berbasis di Inggris telah meminta Raja Salman Saudi untuk memerintahkan pembebasan segera pria berusia 82 tahun itu, mengingat ia menderita kanker dan kini virus korona baru yang sangat menular telah mewabah disana.

“Jejak panjang ketidakadilan di Arab Saudi menimbulkan momok bahwa warga Yordania dan Palestina itu akan dipenjara dengan tuduhan serius dan menghadapi hukuman berat,” kata Michael Page, wakil direktur HRW di Timur Tengah.

“Pada saat Covid-19 menghadirkan bahaya akut bagi tahanan, Arab Saudi harus mempertimbangkan alternatif penahanan, khususnya bagi mereka yang berada dalam penahanan praperadilan,” tambahnya.

Arab Saudi, yang mempraktikkan ideologi radikal Wahhabisme, secara samar-samar memperluas definisi “terorisme” dalam sistem hukumnya pada 2017, setelah itu kerajaan mulai melancarkan serangan berulang-ulang terhadap para aktivis dan pembangkang yang damai. (ARN)

Ikuti Update Berita di Channel Telegram Arrahmahnews

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca