Arab Saudi – Aktivis Saudi berbagi rekaman video yang menunjukkan kemiskinan dan sampah di kerajaan. Mereka mengutuk pemerintah karena membawa negara pada kemiskinan dan memperkenalkan langkah-langkah ekonomi yang lebih keras meskipun dalam keadaan tertekan.
Badai muncul di Twitter setelah kerajaan pada hari Senin, mengumumkan bahwa pemerintah akan menangguhkan tunjangan hidup 1000-riyal ($ 266) untuk pegawai negeri dan meningkatkan pajak pertambahan nilai (PPN) dari lima hingga 15 persen seolah-olah rakyat tidak merasakan tekanan ekonomi.
Baca Juga:
- Penghematan Ekonomi, Saudi Buang Warga Afrika ke Perbatasan Yaman
- Krisis Ekonomi, Arab Saudi Potong Tunjungan PNS dan Naikkan Pajak
Saudi activists decry state for forcing nation under poverty line https://t.co/W36fodVb3Q #SaudiArabia pic.twitter.com/pvfZcJ6xyq
— Press TV (@PressTV) May 13, 2020
Ghanem Almasarir, seorang kritikus terkenal Arab Saudi, memposting sebuah video yang memperlihatkan para pengemis berkeliaran di jalan-jalan yang meminta dari para pengguna jalan, ada juga yang mencari makanan di tempat sampah. Seorang warga negara Saudi memperlihatkan kulkas kosongnya, dan beberapa orang menunjukkan bagaimana mereka hidup di rumah-rumah yang berantakan dan kondisi yang jorok.
Warga Saudi Kelapran
Aktivis memperingatkan tentang “Revolusi Kelaparan,” sementara Almasarir mempertanyakan bagaimana negara bisa menaikkan PPN hingga 50 persen.
Ahmad Khaled Abdul-Rahman, aktivis lain, me-retweet sebuah pos kritis yang mengatakan pemerintah merampas kantong rakyat yang sudah “kosong.”
Baca Juga:
- Analisa: Arab Saudi dalam Kesulitan yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya
- Pangeran Mohammed bin Nayef Dikabarkan Meninggal di Penjara Saudi
Dalam retweet lain, dia mengatakan alih-alih mengambil uang saku “di mana ribuan keluarga Saudi hidup,” negara harus menentang pembelihan klub sepak bola Inggris Newcastle. Sebuah kelompok yang dikepalai oleh Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman dilaporkan mendekati kesepakatan 300 juta pound (375 juta dolar) untuk mengambil alih klub Liga Premier.
Khat al-Balda, di halaman Twitter-nya memperingatkan akan terjadinya “the Crisis of Truth,” yang mengatakan akan datang hari di mana orang Saudi tidak akan mampu mengurus kebutuhan sehari-hari dan gaji mereka, serta hanya akan bertahan 10 hari sejak menerima gaji.
Akun tersebut tersebut juga mendesak kerajaan untuk berhenti menjarah kekayaan negara dan mengakhiri perang yang dipimpin oleh Arab Saudi di Yaman untuk menutupi kekurangan anggaran negara. (ARN)
Ikuti Update Berita di Channel Telegram Arrahmahnews
