Libya Ancam Erdogan: Sekutu Kami Ada di Turki dan Dapat Serang Istanbul
Libya, Arrahmahnews.com – Seorang pejabat politik dari Front Perjuangan Nasional Libya, Ahmed Gaddaf Al-Dam, mengatakan Mesir memiliki hak untuk mempertahankan diri, dan mengkonfirmasi bahwa banyak pemboman yang terjadi berasal dari Libya.
Qaddaf al-Dam dalam sebuah wawancara dengan “Sky News Arabia”, menegaskan bahwa upaya intervensi Presiden Recep Tayyip Erdogan di Libya “akan gagal.”
Baca Juga:
- Ledakan Besar di Ibukota Iran
- Heboh! Jelang Aneksasi, Netanyahu Umumkan Kerjasama Resmi Pertama Israel-UEA
“Mesir tunduk pada perang yang terorganisir seperti negara Arab lainnya. Mesir memiliki hak untuk mempertahankan diri ketika garis merahnya dilanggar. Sementara garis merah kita berada di Zuwara dan Tobruk, jika orang-orang Turki pergi ke Libya, kita dapat mencapai Istanbul, bahkan kita memiliki sekutu di Turki,” tegasnya.
Ahmad Qaddaf Al-Dam menganggap bahwa “Turki terseret ke dalam perangkap di Libya,” dan mengatakan, “kebijakan bodoh yang dijalankan oleh Erdogan, yang berhalusinasi menjadi khalifah dan kembalinya Kekaisaran Ottoman, tanpa menyadari bahwa mereka sedang melaksanakan rencana yang akan menghancurkan dunia Islam”.
Baca Juga:
- Pompeo: Nasib Tepi Barat Terserah Israel
- Atwan: Dukungan Suriah untuk Mesir di Libya Pesan Tegas Damaskus untuk Turki
Lebih lanjut ia menganggap Ankara “sedang melaksanakan rencana yang disusun oleh Barat”, dengan mengatakan, “peemrintah Turki kehilangan akal sehat dan dikuras secara finansial, moral dan militer, serta menciptakan masalah negara mereka sendiri. Saya mengasihani Turki karena Libya akan kembali, karena kami memiliki kemauan dan kekuatan. Kami adalah negara yang kembali dan pulih.”
“Angkatan bersenjata kita akan kembali dan akan kembali bersatu di timur, barat dan selatan. Mereka tidak akan dapat melawan suku-suku kita, dan tidak ada legitimasi di Libya kecuali legitimasi rakyat Libya,” ujarnya.
Ahmed Gaddaf Al-Dam mengingatkan “Barat tidak akan membiarkan Turki eksis secara militer di Laut Mediterania, atau mendapatkan kekayaan Libya, tetapi kecerobohan dan dorongan Erdogan terhadap orang-orang di sekitarnya membuatnya percaya bahwa mereka akan menang, padahal ia masuk ke perangkap.” (ARN)