Jakarta – Klaim tentang organisasi kemasyarakatan (ormas) Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser) mengepung kantor PDI Perjuangan di beberapa daerah beredar massif di media sosial.
Klaim ini disebarkan akun Facebook Hussein Abu Usamah pada 28 Juni 2020. Akun Facebook Hussein Abu Usamah mengunggah foto para pria yang mengenakan seragam loreng Banser berdiri di depan kantor berlogo PDIP. Akun Facebook Hussein Abu Usamah kemudian mengklaim bahwa foto tersebut merupakan aksi Banser yang mengepung kantor PDIP.

Akun Facebook Husein Abu Usamah
Baca Juga:
- HTI Sudah Bubar, Anteknya Terus Tebar Propaganda Khilafah di Media
- HTI ‘Bajak’ Islam dan Kalimat Tauhid Untuk Tipu Rakyat dan Adu Domba Umat
Irkham Fahmi al-Anjatani*,” tulis akun Facebook Hussein Abu Usamah. Konten yang disebarkan akun Facebook Hussein Abu Usamah 69 kali dibagikan dan mendapat 137 komentar warganet.
Setelah tim kita telusuri rekam jejak (Hussein Abu Usamah dan Irkham Fahmi al-Anjatani) ternyata keduanya sering melakukan nyinyir kepada NU dan pro kepada kelompok khilafah dan HTI. Bahkan tidak tanggung-tanggung tulisan dengan judul “Banser Mengepung Kantor PDIP” ternyata sebuah narasi busuk yang ditulis oleh Irkham Fahmi Al-Anjatani yang bersumber dari mimpi itu untuk membuat gaduh di NKRI, dan saat ini ini tulisan tersebut dihapus olehnya karena mendapat protes dari Banser dan bahkan di akun facebooknya ia upload video permintaan maafnya. Tapi anehnya akun Hussein Abu Usamah hingga saat ini tidak menghapus tulisan itu.
Berikut adalah tulisan Irkham Fahmi Al-Anjatani yang dihapus di akun facebooknya:
Ribuan anggota Banser mengepung kantor PDIP di beberapa daerah. Hal itu terjadi karena mereka geram terhadap PDIP yang berusaha mengubah Pancasila menjadi Ekasila dan Trisila. Mereka marah dengan Partai berlambang banteng moncong putih itu. Beberapa anggota PDIP disergap dan digebukin oleh Banser.
Baca Juga:
- Ayik Heriansyah: Serangan HTI ke PDIP Tak Mewakili Umat Islam
- Saat “Jubir Medsos Ormas Terlarang HTI” Nyatakan Perang Melawan Muhammadiyah
Dengan teriak-teriak “NKRI Harga Mati, Saya NKRI Saya Pancasila” pasukan berseragam loreng loreng mirip militer itu tanpa ampun menghajar orang-orang PDIP. Semua sudut kantor PDIP disisir habis guna mencari orang-orang yang bersembunyi di balik meja.
Selain itu pasukan Banser yang gagah berani itu juga membakar bendera dan berbagai aksesoris PDIP. Sebagian dari anggota PDIP lari tunggang langgang menyaksikan amukan pasukan garda terdepan penjaga NKRI tersebut. Mereka terbirit-birit ketakutan hingga tidak peduli lagi dengan motor-motornya yang ditinggal di parkiran.
Sebagaimana diketahui, beberapa anggota DPR RI sudah membeberkan tentang siapa yang menjadi aktor utama di balik RUU HIP. Mereka membenarkan bahwa dalangnya adalah PDIP. Tidak bisa dipungkiri, ternyata di dalam AD ART mereka pun tercantum kalimat bernuansa komunis, sebagaimana yang juga tertuang di dalam RUU HIP. Sebuah kalimat yang coba mereduksi Pancasila menjadi Trisila dan Ekasila.
Inilah yang membuat umat Islam marah, termasuk Banser. Mereka mensinyalir bahwa RUU HIP yang diperjuangkan PDIP tersebut jelas-jelas berhaluan komunis dan coba mengubah Pancasila yang selama ini sudah menjadi landasan dalam bernegara.
Melihat kenyataan itu Ketum GP Ansor dan Banser berbicara lantang di hadapan ribuan pasukannya: “Saudara-saudara, ketahuilah, ‘Saya NKRI Saya Pancasila’. Sebagaimana yang dulu pernah saya sampaikan bersama Maruarar Sirait, bahwa saya menginstruksikan kepada kalian semua untuk menggebuk siapapun yang hendak mengganti Pancasila, karena ‘Saya NKRI Saya Pancasila’. Dan sekarang ini terbukti dengan jelas bahwa PDIP ingin mengganti Pancasila. Siap kah kalian menggebuk mereka?” teriak Ketum GP Ansor.
Baca Juga:
- Teroris Suriah dan Kelompok Khilafah Sama Serukan Slogan “Demokrasi Kafir”
- Kelompol Radikal dan Khilafah Hancurkan Negara dengan Cara Serang Kyai-kyai NU
Ribuan anggota Banser pun menjawab “Siap. Saya NKRI Saya Pancasila. Dulu kami kejar HTI sekarang kami akan kejar juga PDIP dan antek-anteknya yang hendak mengubah Pancasila”.
Dengan diakhiri menyanyikan lagu ‘Ya Lal Wathon’, kemudian merekapun bergerak menuju sarang-sarang PDIP untuk menggebuk mereka.
Seperti itulah mimpi saya tadi malam. Benar-benar seperti asli saya melihat betapa gagah beraninya pasukan terdepan penjaga NKRI itu. Andai saja adzan shubuh tidak berkumandang, pasti mimpi itu akan lebih seru dan menegangkan.
Jangan tanyakan kenapa saya mimpi seperti itu, karena itu datang secara tiba-tiba. Mungkin karena saya sering mendengar teriakan mereka yang selalu mengaku sebagai pasukan terdepan penjaga Pancasila. Dan mimpi ku ini ternyata yang menjadi momen pembuktiannya.
Inilah salah satu cara busuk kelompok Khilafah ingin menghancurkan NKRI dengan cara adu domba antar kelompok dengan harapan mereka akan memetik buah dari hasil pertikaian ini. (ARN)
