Yaman, Arrahmahnews.com – Sebuah outlet media Amerika Serikat mengecam sikap munafik PBB dalam menyikapi krisis kemanusiaan di Yaman yang telah disebabkan oleh agresi koalisi militer pimpinan Saudi terhadap negara itu selama 5 tahun.
Badan internasional itu, menurut In These Times Magazine, bukan hanya bungkam dari mengeluarkan kritik terhadap koalisi militer AS-Saudi, namun justru secara berlebihan memuji para pemimpin negara-negara koalisi karena “telah berbaik hati” tidak megotak-atik sumbangan untuk dana kemanusiaan yang akan digunakan membantu meringankan penderitaan yang diciptakan oleh koalisi itu sendiri.
Baca Juga:
Dalam sebuah artikel berjudul “Pertama kalian membom dan menciptakan kelaparan di suatu Negara, kemudian kalian dipuji karena mengirimkan bantuan” majalah itu mengecam invasi pimpinan Saudi dan kemunafikan propaganda Riyadh tentang pengiriman bantuan kemanusiaan ke Yaman.
Majalah itu juga mengutip Jehan Hakim, ketua komite aliansi Yaman, yang mengatakan bahwa “tangan yang kita minta untuk memberi makan orang-orang Yaman adalah tangan yang sama yang membantu membom mereka”.
Artikel itu juga mengindikasikan bahwa apa yang dilakukan sekretaris jenderal PBB António Guterres dengan menghapus koalisi militer Arab Saudi dari daftar hitam internasional negara-negara dan kelompok-kelompok bersenjata yang bertanggung jawab atas pembunuhan dan menimbulkan cacat pada anak-anak Yaman seperti memberi sebuah kemenangan besar tersendiri bagi koalisi.
Baca Juga:
- Bela Saudi, PBB Khianati Rakyat Yaman dan Kemanusiaan
- Serangan Houthi di Ma’rib Tewaskan 7 Komandan Tentara Bayaran Saudi
Majalah AS itu mengkonfirmasi bahwa langkah Guterres memicu kemarahan langsung dari berbagai organisasi anti-perang dan kemanusiaan, terutama karena bertepatan dengan pengumuman itu koalisi Saudi justru membombardir sebuah kendaraan di Yaman utara, menewaskan 13 warga sipil, dimana empat di antaranya adalah anak-anak.
“Mereka terus berusaha menjilat sehingga Arab Saudi akan menambah lebih banyak uang untuk Yaman, agar bantuan kemanusiaan tetap berjalan”, bunyi artikel itu lebih jauh. (ARN)
Sebar:
