Iran, ARRAHMAHNEWS.COM – Menurut publikasi Rusia Avia.Pro, Iran diduga mulai menggunakan sistem pertahanan udara S-300 buatan Rusia di Republik Islam tersebut. Iran mulai mengerahkan sistem pertahanan udara ini di tengah laporan peningkatan langkah-langkah keamanan oleh negara Teluk Persia tersebut.
“Alasan untuk ini adalah kemungkinan serangan udara pada fasilitas nuklir Iran, namun, sumber melaporkan bahwa rudal anti-pesawat udara berpemandu yang diangkut dengan traktor mungkin baru diangkut beberapa hari yang lalu dari Rusia melintasi Laut Kaspia,” bunyi laporan Avia.Pro yang dikutip Al-Masdar, Rabu (08/07).
BACA JUGA:
- Video: Iran Akan Balas Keras Pelaku Serangan Situs Nuklir Natanz
- New York Times: Israel Gunakan Bom Kuat untuk Ledakkan Situs Nuklir Iran
Publikasi itu menerbitkan video di mana sistem S-300 terlihat sedang diangkut ke lokasi yang tidak diketahui.
“Dalam video yang disajikan, Anda dapat melihat beberapa traktor mengangkut rudal anti-pesawat. Tidak diketahui secara pasti di mana frame-frame video ini dibuat, namun, menurut sebuah sumber, rudal-rudal itu mungkin diarahkan dari Rusia, apalagi, karena sistem pertahanan udara tidak diklasifikasikan sebagai senjata ofensif, mereka tidak termasuk dalam sanksi PBB, dan oleh karena itu Rusia boleh untuk tidak melaporkan kesepakatan dengan Teheran, “kata mereka.
Namun, Avia.Pro menambahkan bahwa rudal dalam video mungkin saja bukan dari Rusia, karena Iran telah berhasil memproduksi versi S-300nya sendiri.
“Perlu dicatat bahwa tidak semua analis cenderung percaya bahwa rudal anti-pesawat berpemandu yang diperlihatkan pada video ini dikirim dari Rusia, karena hari ini Iran adalah salah satu operator dari kelompok (produsen sistem) ini, dan, oleh karena itu, memiliki cukup rudal anti-pesawat berpemandu”.
BACA JUGA:
- Iran Temukan Penyebab Utama Insiden Fasilitas Nuklir Natanz
- Iran Ganti Fasilitas Nuklir Natanz yang Rusak dengan Gudang Baru dan Lebih Modern
Iran belum mengomentari tuduhan ini dan mereka juga belum mengomentari klaim bahwa entitas eksternal berada di belakang ledakan di fasilitas nuklir Natanz, namun Komandan Angkatan Laut Pasukan Pengawal Revolusi Islam (IRGC), Brigadir Jenderal Alireza Tangsiri, membuat pernyataan dalam sebuah wawancara terperinci yang teksnya diterbitkan pada hari Minggu (05/07) bahwa negara itu telah mengembangkan kota-kota rudal bawah tanah di sepanjang seluruh pantai selatan negara, termasuk Teluk Persia dan Laut Oman.
“Musuh tahu bahwa ada kota-kota bawah tanah milik Angkatan Darat dan IRGC di sepanjang Teluk Persia dan pantai Makran, tetapi tidak memiliki informasi yang akurat dalam hal itu”, katanya.
“Tetapi hal lain yang akan saya katakan [kepada musuh] dengan pasti adalah bahwa kami hadir di mana-mana di Teluk Persia dan Laut Oman dan … di tempat-tempat yang bahkan tidak dapat kalian bayangkan. Kami adalah mimpi buruk kalian,” tambah Tangsiri. (ARN)
