Tel Aviv, ARRAHMAHNEWS.COM – Channel Israel mengungkapkan bahwa IDF meningkatkan status siaga di wilayah utara, karena takut akan pembalasan Iran.
Channel 13 Israel yang dikutip oleh surat kabar Raialyoum melaporkan Jumat pagi, bahwa Israel memutuskan untuk meningkatkan siaga di wilayah utara yang berbatasan dengan Suriah dan Lebanon, karena takut pembalasan Iran atas pemboman baru-baru ini di reaktor nuklir Natanz.
BACA JUGA:
- Otoritas Iran Tolak Laporan Beredar Soal Ledakan di Tehran Barat
- Israel Tangkap Ahli Permukiman Palestina di Yerusalem
Laporan yang mengutip pernyataan komandan Brigade ke-13 dari Brigade Golani, Letnan Kolonel Avi Marciano mengatakan bahwa ia mencium aroma perang, apa yang terjadi di sekitar perbatasan menunjukkan kemungkinan perang, dan Hizbullah sedang mengumpulkan informasi tentang pasukannya yang ditempatkan di dekat perbatasan.
Avi Marciano juga menyatakan bahwa Hizbullah memiliki motif untuk perang, terutama setelah pembunuhan komandan Iran, Jenderal Qassem Soleimani, serta serangan yang dikaitkan dengan Israel di situs nuklir Iran baru-baru ini. Ia juga menekankan bahwa musim panas ini ditandai dengan ketidakpastian.
BACA JUGA:
- S-300 Iran Siaga Penuh Pasca Ledakan di Fasilitas Nuklir Natanz
- Video: Iran Akan Balas Keras Pelaku Serangan Situs Nuklir Natanz
Patut dicatat bahwa Iran mengalami hari-hari yang sulit, setelah serangkaian ledakan misterius yang menghantam negara itu, yang dimulai dengan ledakan besar di reaktor nuklir Natanz, kemudian disusul ledakan di perusahaan “Sabhan Birch”, Kahrizek, selatan ibukota Tehran.
Sebuah ledakan terjadi Sabtu lalu di pom bensin “Madheh Zargan” di kota Ahwaz, Iran barat daya, di dahului oleh ledakan dan kebakaran di pusat medis “Sina Athar”, menewaskan 19 orang dan melukai 14 lainnya, diikuti dengan ledakan di sebuah bangunan milik stasiun nuklir Natanz.
Kepala Organisasi Pertahanan Sipil Iran, Gholam-Reza Jalali menyatakan bahwa “Tehran tidak mengecualikan tindakan sabotase oleh kelompok oposisi atau serangan dunia maya oleh Amerika, di balik beberapa peristiwa baru-baru ini di Iran”. (ARN)