arrahmahnews

Pembantaian Terbaru di Yaman Buktikan Kesalahan PBB Hapus Koalisi Saudi dari Daftar Hitam

Swiss, ARRAHMAHNEWS.COM Organisasi HAM yang berbasis di Swiss, Geneva Council for Rights and Liberties (Dewan Jenewa untuk Hak dan Kebebasan) mengutuk dengan keras serangan koalisi Saudi yang menewaskan sepuluh warga sipil di provinsi barat laut Yaman, Hajjah, menegaskan bahwa pembantaian terbaru ini membuktikan kesalahan PBB yang telah menghapus koalisi dari daftar hitam pembunuh anak.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Senin (13/07), Dewan Jenewa itu mendesak agar serangan yang menewaskan enam wanita dan empat anak-anak setelah rumah tempat tinggal mereka menjadi sasaran pada hari Minggu itu segera diselidiki, menekankan bahwa serangan tersebut bisa terhitung sebagai kejahatan perang”.

BACA JUGA:

Dewan Jenewa itu mengatakan bahwa kematian empat anak dalam serangan menyoroti betapa mengecewakannya keputusan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres pada 15 Juni, ketika ia menghapus negara-negara koalisi yang dipimpin Saudi dari daftar hitam negara, kelompok dan entitas yang terlibat dalam melanggar hak anak di wilayah konflik bersenjata.

Dewan tersebut juga menyerukan intervensi mendesak untuk melindungi warga sipil di Yaman dari momok perang selama bertahun-tahun.

Pernyataan tersebut juga meminta negara-negara dunia untuk membekukan penjualan senjata ke Arab Saudi dan UEA dengan segera, mendukung penyelidikan independen PBB terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh semua pihak dalam konflik bersenjata di Yaman, dan untuk membawa mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan perang ke pengadilan.

Pernyataan itu menekankan bahwa di bawah hukum perang, koalisi Arab dan semua pihak yang terlibat konflik di Yaman harus melakukan apa pun untuk memastikan bahwa sasarannya adalah objek militer yang benar.

BACA JUGA:

Sejak Maret 2015, koalisi telah melakukan beberapa serangan udara pada warga sipil, yang melanggar hukum perang dan tanpa investigasi lanjutan yang memadai.

“Serangan di provinsi Hajjah itu adalah indikasi nyata dari pengabaian terhadap kehidupan sipil,” kata pernyataan itu.

Lebih dari 5 tahun perang koalisi telah menciptakan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dimana lebih dari 80 persen rakyat Yaman kini mengandalkan bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca