Amerika Serikat ARRAHMAHNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat Donald Trump cekcok sengit dengan pembawa acara di Fox News terkait klaimnya bahwa saingannya Joe Biden ingin menghentikan pendanaan untuk polisi.
Presiden Trump dalam wawancara ditentang oleh seorang reporter Fox News mengenai klaimnya bahwa Joe Biden berencana untuk menghentikan pendanaan polisi.
BACA JUGA:
- Serangan Cyber CIA ke Iran Atas Perintah Rahasia Trump
- Jaksa Agung Iran Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Trump Atas Pembunuhan Soleimani
Selama wawancara yang dilakukan di teras di luar Oval Office, Trump menyalahkan meningkatnya kekerasan di beberapa kota pada pemimpin Demokrat mereka.
Trump interrupts interview to show proof that Biden plans to defund the police. It did not go well pic.twitter.com/ZwEwFpmcOg
— Peter Wade 🤦♂️ (@brooklynmutt) July 17, 2020
“Mereka menjalankan (pemerintahan)nya dengan buruk,” kata Trump setelah wartawan Chris Wallace menunjukkan bahwa banyak kota yang telah dijalankan oleh walikota Demokrat selama beberapa dekade.
“Itu selalu buruk, tapi sekarang benar-benar di luar kendali. Dan itu benar-benar karena mereka ingin melakukan refund atas polisi, dan Biden ingin menarik dana polisi,” klaim Trump.
“Tidak, Pak, tidak,” balas Wallace dalam perdenatan yang mulai sengit yang diperlihatkan dalam sebuah klip yang dicuitlan oleh Fox News Sunday.
BACA JUGA:
Trump kemudian mengklaim Biden telah menandatangani piagam dengan Senator Demokrat sayap kiri Bernie Sanders untuk memotong anggaran penegakan hukum.
Ketika terus ditolak klaimnya, Trump meminta para ajudannya menemukan piagam kebijakan tetapi mereka tidak dapat menemukan pernyataan seperti itu. ini dilaporkan Wallace dalam komentarnya kemudian tentang Fox.
Gerakan yang menuntut untuk menghentikan dana polisi terjadi menyusul kematian George Floyd di Minneapolis akhir Mei ketika seorang petugas polisi menekankan lututnya di leher Floyn ke tanah selama hampir sembilan menit.
Gerakan ini berhasil memberi dampak dimana New York memotong anggaran polisi tahunan sebesar 1 miliar dolar menyusul berminggu-minggu protes di kota. Wawancara lengkap dijadwalkan akan disiarkan pada hari Minggu. (ARN)
