Pendukung Putra Mahkota Saudi Serang Pangeran Bin Nayef
Arab Saudi, ARRAHMAHNEWS.COM – Laporan Reuter pada Senin (20/07) menyebutkan bahwa ribuan tweet secara masif menuduh mantan putra mahkota Saudi, Mohammed bin Nayef, dan asistennya, Saad al-Jabri, dalam berbagai perkara korupsi.
Reuters mengutip dua sumber Arab Saudi yang mengatakan bahwa kampanye yang dilakukan oleh aktivis pro-pemerintah di twitter tampaknya ditujukan untuk mempengaruhi opini publik dan memfitnah Pangeran Nayef sebelum dugaan korupsi terhadapnya diumumkan, bahkan sebelum MbS naik tahta menggantikan Raja Salman yang diisukan meninggal dunia.
BACA JUGA:
- Rumor Kematian Raja Salman karena Kudeta Menguat, MbS Diisukan Melarikan Diri ke UEA
- Rumor Kematian Raja Salman Hebohkan Timur Tengah
Selain itu, laporan Reuter juga mengutip sumber lain yang mengatakan bahwa kampanye itu didukung oleh pemerintah, dan mereka yang dekat dengan Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman.
Reuters juga mengutip Khaled al-Jabri, putra Saad al-Jabri, yang mengatakan bahwa kampanye itu bertujuan untuk mengabaikan masalah penculikan Ibn al-Jabri dan putrinya.
Sebelumnya, surat kabar Kanada “Globe and Mail” melaporkan bahwa Riyadh memberikan tekanan pada Kanada untuk mengekstradisi perwira intelijen Saudi, Al-Jabri, yang mencari suaka di negara itu.
BACA JUGA:
- Raja Salman Mendadak Dilarikan ke RS King Faisal
- Raja Salman Dilarikan ke RS, Kunjungan PM Irak Ditunda
Pemerintah Saudi mengejar mantan perwira intelijen berusia 61 tahun itu, karena ia memiliki informasi sensitif dan mendalam tentang aset keuangan anggota keluarga yang berkuasa di kerajaan Saudi, menurut surat kabar itu.
Kampanye melawan Mohammed bin Nayef datang bersamaan dengan masuknya Raja Salman (84 tahun) ke rumah sakit, hingga kabar kematiannya membuat geger kawasan Timur Tengah bahkan merebaknya isu kudeta yang terjadi di istana. (ARN)
Sumber: Reuters dan FNA