Lebanon, ARRAHMAHNEWS.COM – Sebuah ledakan menghancurkan Pelabuhan Beirut di Lebanon pada hari Selasa (04/08), menyebabkan lebih dari 135 orang tewas dan lebih dari 5.000 lainnya terluka serta 300.000 orang kehilangan tempat tinggal. Penyebab pasti ledakan masih diselidiki.
Bantuan internasional, pekerja darurat, dan personel medis terutama dari negara-negara sahabat, Kuwait, Iran, Rusia, bahkan Suriah segera berdatangan. Presiden Suriah Bashar Assad memerintahkan semua perbatasan dan pelabuhan negara dibuka, mengirim konvoi ambulans menuju Beirut guna membawa mereka yang terluka untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit Damaskus, dan meluncurkan jembatan udara untuk persediaan medis, serta makanan antara kedua kota.
BACA JUGA:
- Kapal-kapal Iran Menuju Lebanon untuk Dobrak Blokade AS
- Pasca Ledakan, Lebanon Tetapkan Pejabat Pelabuhan Sebagai Tahanan Rumah
Penggalangan dana juga bermunculan, meminta keperdulian masyarakat atas musibah yang menimpa negara yang sebelumnya sudah tertimpa krisis ekonomi itu.
Dikarenakan beberapa bank di Lebanon terkena sanksi AS sehingga sangat berpotensi menyulitkan akses dana bantuan masuk ke negara itu, beberapa aktifis Lebanon menyeru masyarakat dunia yang ingin memberikan donasi agar berhati-hati dalam memilih lembaga amal yang akan menyalurkan sumbangan mereka.
Menjelaskan bahwa ledakan di pelabuhan telah menghancurkan pasokan bahan makanan serta medis Lebanon terutama untuk penanganan Covid, Hussein Makke, salah satu aktifis, menekankan bahwa bantuan saat ini sangat diperlukan jika tidak ingin terjadi bencana kelaparan. Namun ia juga menyebut bahwa akses uang masuk ke Lebanon kini sulit akibat sanksi AS.
“….sekarang 90% gandum dan tepung telah hancur, dan kini pasokan medis, pasokan medis penting yang mereka punya untuk melawan Covid, juga hancur,” kata Makke kepada The Muslim Vibe, Rabu (05/08).
“Dan uang juga tidak diperbolehkan masuk akibat sanksi,” tambahnya menekankan bahwa secara umum, akibat dari tragedi Hari Selasa itu bagi Lebanon adalah kehancuran total.
“Orang-orang akan kelaparan, akan ada bencana kelaparan jika sesuatu tidak segera dilakukan, jika orang-orang Lebanon tidak mendapat bantuan,” katanya.
Makke menekankan bahwa saat ini ada dua hal yang penting dilakukan untuk membantu Lebanon, yaitu memberikan donasi dan menyuarakan pengangkatan sanksi dengan segera.
Khusus untuk donasi, Makke menekankan kehati-hatian dalam memilih lembaga yang akan menyalurkan dana, karena bahkan lembaga bantuan ternama mungkin akan kesulitan meneruskan bantuan yang mereka terima terkait sanksi.
A severe economic collapse.
On a brink of war with Israel.
Political and sectarian tensions.
Worsening Corona Pandemic.
And now this.
Our entire port evaporated within seconds! Lebanon is highly dependent on imports to survive.
I can’t imagine what the country will be now pic.twitter.com/LN8wutrmXA
— هادي نصرالله (@HadiNasrallah) August 4, 2020
Selain Hussein Makke, aktifis Lebanon lainnya, Hadi Nasrallah, yang berada disekitar lokasi saat kejadian dan menjadi narasumber di SkyNews serta berbagai media lain, juga mengungkap sulitnya kondisi yang kini dihadapi warga dikarenakan sanksi AS, menekankan perlunya donasi disalurkan dengan tepat.
BACA JUGA:
- Rekam Jejak Kejahatan IHH dan IHR Bantu Teroris Suriah
- IHH Lembaga Pendukung Teroris Berkedok Kemanusiaan dari Turki
Donate herehttps://t.co/IB9LLlQ17w https://t.co/F8TwlwsOqM
— هادي نصرالله (@HadiNasrallah) August 5, 2020
Masing-masing memberikan rekomendasi lembaga yang mereka sebut memiliki akses lansung ke para korban, sehingga bisa lebih cepat dan tepat sasaran. (ARN)
