arrahmahnews

Campur Tangan Politik Berbahaya Macron di Lebanon

Campur Tangan Politik Berbahaya Macron di Lebanon
Presiden Prancis, Emmanuel Macron

Prancis, ARRAHMAHNEWS.COM Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak pembentukan “pakta politik baru” diantara kelompok-kelompok Lebanon, sebuah campur tangan mencolok dalam urusan internal negara Arab itu hanya dua hari setelah ledakan dahsyat memusnahkan pelabuhan Beirut.

“Saya akan berbicara dengan semua kekuatan politik untuk meminta mereka membuat pakta baru. Saya di sini hari ini untuk mengusulkan pakta politik baru kepada mereka”, kata presiden Prancis itu di Beirut tengah pada hari Kamis (06/09), dihadapan masyarakat yang marah memprotes kelalaian pemerintah.

BACA JUGA:

Saya akan kembali pada 1 September, dan jika mereka tidak dapat melakukannya, saya akan mengambil tanggung jawab politik saya” terhadap Lebanon, kata Macron yang juga berjanji akan memobilisasi bantuan. “Saya jamin bantuan ini tidak akan sampai ke tangan koruptor”, tambahnya.

Pada Selasa sore, ledakan dahsyat mengguncang ibu kota Lebanon, Beirut, menewaskan sedikitnya 137 orang dan melukai sekitar 5.000 lainnya.

Puluhan orang masih hilang, dan setidaknya 300.000 orang telah mengungsi akibat ledakan dahsyat, yang meratakan seluruh pelabuhan dan sebagian besar Beirut tengah dan mengubah blok apartemen di sekitarnya menjadi gunung puing-puing dan logam bengkok.

Pasokan besar bahan peledak sitaan yang telah disimpan di gudang di pelabuhan kota selama enam tahun terakhir diduga telah menyebabkan ledakan besar, terbesar yang pernah melanda Timur Tengah.

Setelah tiba di Beirut pasca ledakan dahsyat tersebut, Macron pergi ke pelabuhan Beirut yang dulu semarak dan mengunjungi zona ledakan di tepi pelabuhan, yang sekarang menjadi gurun dari reruntuhan yang menghitam penuh dengan reruntuhan dan puing-puing hangus.

BACA JUGA:

Sebelumnya pada hari itu, dua pesawat Prancis tiba di Lebanon dengan personel dan peralatan penyelamat.

Kampanye oportunistik dan populis Macron mengingatkan pada masa penjajahan Prancis di Lebanon dan dipandang oleh banyak orang sebagai tindakan provokatif yang mengancam kedaulatan negara Arab itu.

Petisi online yang mengkhawatirkan, yang dibuat dan ditandatangani oleh pasukan pro-Prancis pada hari Kamis (06/08), meminta presiden Prancis untuk “menempatkan Lebanon di bawah mandat Prancis selama 10 tahun ke depan”.

Pada Hari itu juga presiden Prancis mengunjungi istana presiden untuk bertemu dengan “semua aktor politik”, termasuk Perdana Menteri Hassan Diab. Macron juga akan bertemu dengan anggota dari berbagai faksi politik dan perwakilan masyarakat sipil sebelum memberikan konferensi pers.

Pada hari Rabu, kabinet Lebanon dilaporkan memutuskan untuk menempatkan semua pejabat pelabuhan, yang telah mengawasi penyimpanan dan keamanan sejak 2014, dalam tahanan rumah.

Langkah tersebut dilakukan di tengah pertanyaan tentang amonium nitrat yang disimpan di pelabuhan yang diyakini telah menyebabkan ledakan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dimana awan berbentuk jamurnya mirip dengan pemboman atom AS di Hiroshima dan Nagasaki 75 tahun lalu. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca