Yaman, ARRAHMAHNEWS.COM – Seorang pejabat di kota Aden,Yaman Selatan, memperingatkan bahwa ribuan ton amonium nitrat, senyawa kimia yang baru-baru ini menyebabkan ledakan besar di Beirut, juga disimpan di kota pelabuhan Aden oleh pasukan pendudukan Saudi-Emirat.
Gubernur Aden di Yaman selatan mengatakan bahwa senyawa kimia tersebut telah disimpan di Aden sejak tiga tahun lalu tanpa ada solusi untuk segera digunakan atau tindakan apa pun untuk menjaga warga dan barang-barang mereka dari kemungkinan bahaya.
BACA JUGA:
- Pasca Ledakan Beirut, Pejabat Israel Ingatkan 15.000 Ton Amonium Nitrat di Haifa
- Presiden Lebanon Terkait Ledakan Dahsyat Beirut Mungkin Dipicu Serangan Asing
Tariq Salam memperingatkan bahwa jumlah amonium nitrat yang disimpan di Aden hampir dua kali lipat jumlah yang meledakkan ibu kota Lebanon, Beirut, pada Selasa lalu.
Tariq Salam sebagaimana dikutip TV Al Masirah Yaman mengatakan bahwa bahan kimia tersebut telah disita oleh pasukan koalisi pimpinan Saudi dan disimpan di pelabuhan Aden, tetapi ditinggalkan begitu saja dan sekarang membahayakan nyawa seluruh warga jika sampai terjadi ledakan.
“Pasukan (Koalisi) yang dikerahkan di pelabuhan ini bertanggung jawab karena telah menyimpan kargo berbahaya, yang diperkirakan mencakup 4.900 ton amonium nitrat yang disimpan di 130 kontainer pengiriman,” katanya memperingatkan.
Penyimpanan kargo amonium nitrat yang begitu besar di pelabuhan Aden, jauh lebih menantang dan berbahaya daripada Beirut, karena disimpan di dekat daerah pemukiman, dan Aden saat ini menjadi ajang pertikaian di antara pasukan koalisi.
BACA JUGA:
- Lebanon Genting, Para Perusuh Bentrok dengan Polisi
- Lobi Zionis di Washington Puji Para Perusuh di Lebanon
Ledakan Beirut, yang menewaskan sedikitnya 154 orang dan melukai lebih dari 5.000 lainnya, disebabkan oleh hampir 2.700 ton amonium nitrat. Ledakan tersebut mengubah Beirut menjadi “kota bencana”, dan digambarkan sebagai ledakan terbesar kedua setelah bom atom yang melanda Hiroshima, Jepang.
Bahan yang sangat mudah meledak, yang biasa digunakan dalam pupuk dan bom, telah disita oleh pemerintah Lebanon dari kapal MV Rhosus yang ditinggalkan dan disimpan di pelabuhan tanpa tindakan pengamanan yang tepat selama enam tahun.
Ledakan itu terdeteksi oleh Survei Geologi Amerika Serikat sebagai peristiwa seismik berkekuatan 3,3, yang mencapai Turki, Suriah, wilayah pendudukan, dan sebagian Eropa, dan terdengar di Siprus lebih dari 250 km (160 mil) jauhnya.
Pemerintah Lebanon mengumumkan keadaan darurat selama dua minggu. (ARN)
